Tanggal 8 Maret diperingati sebagai Hari Perempuan Internasional. Dilansir dari International Woman's Day, hari tersebut menjadi momentum untuk merayakan prestasi perempuan, membangkitkan kesadaran diskriminasi, serta mendorong kesetaraan gender.
Memperingati hari perempuan sedunia, NU Online memberikan lima rekomendasi buku mengenai perempuan dalam hubungannya dengan agama Islam yang patut untuk dibaca.
Lima buku ini cukup penting dalam kajian soal perempuan. Bukan saja karena temanya yang memang kontekstual dan banyak dibicarakan di berbagai kesempatan, tetapi juga ditulis oleh para ahli di bidangnya.
Buku-buku tersebut bakal memberikan wawasan baru seputar upaya untuk mengangkat harkat martabat perempuan, kesetaraan, juga mengenai berbagai hukum Islam yang berkaitan erat dengan problem-problem domestik yang menyertai perempuan.
1. Perempuan
Buku ini ditulis oleh Prof Quraish Shihab, seorang pakar tafsir Al-Qur'an kenamaan asal Indonesia. Dalam bukunya tersebut, ia meramu berbagai macam pandangan untuk dijadikannya pendapat yang bisa menjadi satu perspektif baru atas upaya meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesetaraan gender.
Sebagai seorang ahli tafsir, Prof Quraish tentu saja mendasari argumentasinya itu dengan mengutip ayat-ayat Al-Qur'an. Hal tersebut dilengkapi dengan bumbu-bumbu sejarah sehingga ayat-ayat yang dihadirkan tidak dilepaskan dari konteks asalnya dan disesuaikan dengan situasi terbarunya.
Hal menarik dari buku ini sudah tampak dari sampulnya yang menyiratkan keperempuanan. Meski warna tak berkelamin, tetapi tentu tak ada yang menyangkal bahwa merah muda identik dengan kaum Hawa.
Selain itu, buku tersebut juga berupaya mengupas secara komprehensif mengenai berbagai problem keperempuanan yang kerap menjadi isu besar dalam momentum-momentum tertentu, seperti poligami, aborsi, kawin hamil, sampai nikah mut'ah. Bahkan, buku ini juga mengupas perihal perempuan dalam dunia seni, budaya, politik, dan kepemimpinan.
2. M Quraish Shihab Menjawab 101 Soal Perempuan yang Patut Anda Ketahui
Berbeda dengan buku di atas, buku kedua ini lebih spesifik mengupas perihal pertanyaan-pertanyaan yang penting untuk diketahui, utamanya oleh perempuan. Sebab, di buku ini, dijelaskan sampai perihal perkara-perkara perempuan yang detail, mulai hal-hal yang berkaitan dengan haid, pengunaan jilbab atau kerudung, masa iddah, hingga perihal hubungan suami istri.
Buku ini tentu dibuat dalam format yang lebih 'ringan'. Pasalnya, buku ini dibuat dalam bentuk tanya jawab. Hal ini memberikan sejumlah keuntungan bagi pembaca.
Pertama, pembaca dapat langsung fokus pada inti persoalan yang hendak diketahuinya. Kedua, masalah-masalah tersebut berbasis dari pengalaman individu sehingga lebih riil menyentuh kehidupan nyata banyak pembaca. Ketiga, model demikian juga memudahkan pembaca dalam mencari jawaban atas pertanyaan yang dimilikinya.
3. Nalar Kritis Muslimah
Buku ini membahas sejumlah isu-isu aktual tentang keperempuanan dan kaitannya dengan keagamaan, mulai dari kesetaraan gender, KDRT, sampai RUU Pencegahan Kekerasan Seksual.
Baca Juga
Perempuan adalah Cermin Laki-Laki
Nur Rofiah memberikan sentuhan mendasar dalam bukunya, yaitu pada keislaman, keperempuanan, dan kemanusiaan. Artinya, ketiga hal itu saling berkaitan satu sama lain. Keislaman yang menjadi landasan pemikirannya diberikan perspektif tafsir yang memuat unsur keperempuanan dan kemanusiaan.
Dengan begitu, ia menegaskan bahwa agama justru mengangkat harkat martabat perempuan. Pengalaman perempuan tidak dilepaskan dari konteksnya sehingga memiliki perannya.
Buku ini juga membuat poin-poin bernomor sehingga memudahkan pembaca untuk menarik pemahaman atas isi substansi tulisannya.
4. Bebas dari Patriarkhisme Islam
Buku karya Syafiq Hasyim ini menyimpan sejumlah kritik terhadap patriarkhisme yang menjadi budaya dalam sejumlah daerah dan komunitas. Patriarkhisme ini menguat dengan agama yang dijadikan sebagai landasannya.
Namun, pelan tapi pasti, budaya itu sedikit demi sedikit bergeser menuju kesetaraan. Syafiq merekam perjalanan posisi 'nyai' yang semula hanya menjadi pelengkap pesantren, tetapi kini semakin banyak perempuan pesantren yang memainkan peran penting nan strategis dalam berbagai dimensi kehidupan, tidak hanya di pesantren itu sendiri, melainkan juga di tengah masyarakat. Syafiq mengaitkan fenomena sosial keagamaan itu dengan fenomena serupa di belahan negeri lain sehingga memperkuat narasinya tersebut.
Penulis mengawali tulisannya dengan pandangan keagamaan Islam terhadap perempuan itu sendiri. Kemudian bergeser pada gerakan perempuan. Penulis juga mengulas perihal perempuan yang menjadi korban dan objek patriarkhisme. Puncaknya pada perempuan dan ruang pembebasan, ulasan mengenai perubahan arah perempuan yang kian setara dengan laki-laki dalam konteks sosial kemasyarakatan di ruang-ruang yang mulanya bercokol kuat patriarkhismenya.
5. Jati Diri Perempuan dalam Islam
Buku ini mengupas mengenai kesetaraan perempuan dengan pandangan keagamaan dan sosial, bahkan biologis. Sebagai sarjana agama, Etin tentu melandasi pandangan pemikirannya pada ayat-ayat Al-Qur'an.
Namun, ia tidak berhenti di sana, melainkan melengkapinya dengan berbagai pandangan para ulama era pertengahan dan ilmuwan Barat. Dengan begitu, buku ini sangat kaya akan perspektif.
Etin Anwar menambahkan wawasan lain di luar narasi utamanya melalui catatan kakinya, baik mengenai sumber referensi, profil ulama, hingga catatan-catatan tambahan yang menunjang pemahaman atas wacana yang termaktub dalam bukunya itu.
Penulis: Syakir NF
Editor: Fathoni Ahmad