Adh-Dhiya ul-Lami’, Kitab Maulid Karya Habib Umar bin Hafiz
Kamis, 28 Desember 2023 | 09:00 WIB
Adh-Dhiya ul-Lami’ karangan Habib Umar bin Muhammad Salim bin Hafiz bin Syekh Abu Bakar bin Salim atau akrab disebut dengan Habib Umar. (Foto: Istimewa)
Pembacaan sejarah kehidupan Nabi Muhammad saw oleh umat Islam tidak hanya dilakukan pada bulan maulid saja, namun di sebagian tempat, khususnya pesantren, sejarah kehidupan Nabi saw dibaca secara rutin sepekan sekali.
Kitab-kitab maulid yang masyhur dibaca di tengah masyarakat adalah Adh-Dhiya ul-Lami’ karangan Habib Umar bin Muhammad Salim bin Hafiz bin Syekh Abu Bakar bin Salim atau akrab disebut dengan Habib Umar.
Kitab maulid satu ini cukup terkenal di kalangan umat Islam Indonesia. Di Jakarta, banyak majelis-majelis yang memakai karangan Habib Umar ini untuk dibaca di setiap pekan, misalnya adalah Majelis Rasulullah yang didirikan oleh Habib Munzir Almusawa, murid Habib Umar.
Merujuk kepada buku maulid Adh-Dhiya ul-Lami’ yang dicetak oleh Majelis Rasulullah pada November 2010 M/ Muharram 1432 H, Habib Umar mengawali kitab ini dengan bait-bait shalawat “Ya Rabbi Shalli” yang berakhiran huruf ‘ain semuanya.
Akhiran ‘ain seperti ini merupakan salah satu teknik keindahan syair yang disebut saja’ (dalam bahasa Indonesia adalah sajak). Tujuannya supaya enak dibaca dan seragam dari bait pertama hingga terakhir.
Contoh bait di mukadimah ini adalah:
يا رَبِّ صَلِّ عَلى مُحَمَّدْ # حَبيبكَ الشَّافِع المُشَفَّعْ
يا رَبِّ صَلِّ عَلى مُحَمَّدْ # أَعْلَى الوَرَى رُتْبَةً وأَرْفَعْ
Artinya: “Ya Allah limpahkanlah shalawat atas Muhammad, kekasih-Mu pemilik syafaat yang dilimpahi syafaatmu. Ya Allah limpahkanlah shalawat atas Muhammad, makhluk yang paling mulia dan tinggi derajatnya.”
Menariknya, mukadimah dalam Adh-Dhiya ul-Lami’ disusun sebanyak 12 bait, sedangkan angka 12 sendiri adalah tanggal kelahiran Nabi Muhammad saw. Setelah itu disusul dengan beberapa ayat Al-Quran yang melambangkan waktu kelahiran Rasulullah ke muka bumi. Ayat-ayat itu adalah 3 ayat pertama surat Al-Fath, 2 ayat terakhir surat At-Taubah (128-129) dan ayat ke-56 surah Al-Ahzab.
Selesai mukadimah dan penyebutan ayat-ayat yang lazim disebut dalam kitab-kitab maulid, Habib Umar mulai menceritakan kisah sejarah Nabi dalam bait-bait syair yang diakhiri dengan huruf nun dan alif (dibaca: na atau نا) kecuali pada bait-bait Mahallul Qiyam.
Sebagaimana lazimnya pemisah setiap fasal atau kisah di kitab-kitab maulid, Adh-Dhiya ul-Lami’ menggunakan redaksi shalawat sebagai berikut:
يا رَبَّنَا صَلِّ وَ سَلِّمْ دَائِمَاً **عَلى حَبِيبِكَ مَنْ إِليْكَ دَعَانَا
Artinya, “Ya Tuhan kami limpahkanlah shalawat dan salam sejahtera selamanya pada kekasihmu yang telah menyeru kami kepada engkau.”
Habib Umar menulis Adh-Dhiya ul-Lami’ dengan melampirkan beragam kisah-kisah penting yang hadir dalam kehidupan Rasulullah saw, di antaranya adalah kelahiran, jumlah peperangan, perjuangan dakwah di Makkah dan Madinah, Isra Mi’raj, hingga etika Nabi dan juga para sahabatnya.
Kitab Maulid Adh-Dhiya ul-Lami’ terdiri dari 10 fasal, di mana fasal terakhir adalah doa. Ia secara keseluruhan berisi 63 bait, di mana angka tersebut merupakan umur Nabi Muhammad saw.
Fasal kesembilan sebelum penutup berisi uraian singkat kehidupan beliau dari permulaan wahyu hingga wafat. Misal bait tersebut adalah:
فأقام عشراً داعيا ومجاهداً** وصحابه كانوا له أعوانا
لايرفعون إذا أتى أصواتهم ** بل لايحدون البصر إمعانا
قدراً وتعظيماً لشأن محمد ** إذ قد تلوا في فضله قرآنا
ولقد رأوا من خلقه عجباً وكم ** قد شاهدوا ماحير الأذهانا
كرماً وعفوا والسخا وتواضعاً ** والجذع حن محبة وحنانا
Rasulullah bermukim di Madinah selama sepuluh tahun sebagai dai dan mujahid, para sahabatnya menjadi pendukungnya
Mereka (para Sahabat) tidak meninggikan suara ketika di hadapan beliau kecuali berbicara dengan lembut. Mereka tidak mengangkat kepada di hadapan Nabi, bahkan tidak berani memandangnya
Sebagai penghormatan dan pengagungan kepada kemuliaan Muhammad yang telah mereka temukan dalam Al-Qur'an
Mereka (para Sahabat) telah menyaksikan keluhuran budi pekertinya secara takjub. Mereka pula telah menyaksikan beberapa kejadian di luar nalar
Nabi adalah sosok dermawan, pemberi maaf, senang memberi dan rendah hati, sampai-sampai batang kurma terdengar isak tangisnya sebab cintanya pada Nabi
Sejauh ini belum penulis temukan adanya karya yang menjelaskan atau mensyarahi maulid Adh-Dhiya ul-Lami’ sebagaimana syarah maulid Burdah kecuali beberapa video yang berisi penjelasan bait-bait Adh-Dhiya ul-Lami’ dalam beberapa video Habib Ali al-Jufri di Youtube.
Kitab maulid Adh-Dhiya ul-Lami' kini sudah tersedia versi digitalnya dan dapat diakses dengan mudah di NU Online Super App yang dapat diunduh di PlayStore. Selain itu ada beberapa kitab maulid lainnya di NU Online Super App seperti Maulid Diba'i, Maulid Barzanji, Maulid Syarafil Anam, Maulid Simtud Durar, Qasidah Burdah, dan Maulid 'Azab.
Ulasan singkat tentang kitab maulid ini semoga dapat menjadi pengantar bagi orang yang baru ingin memulai ikutserta dalam pembacaan maulid, sehingga kecintaan kepada Nabi Muhammad saw dapat menghantarkannya kepada syafaat di hari akhir kelak.
Ustadz Amien Nurhakim, Musyrif Pesantren Darus Sunnah Jakarta