Pram, demikianlah orang memanggil Pramoedya Ananta Toer, seorang sastrawan Indonesia yang lahir di Blora, Jawa Tengah pada tanggal 6 Februari 1925 dan meninggal di Jakarta pada 30 April 2006. Nama dan sumbangsihnya dalam dunia Sastra Indonesia tak perlu diragukan lagi, ia melahirkan banyak karya monumental, salah satunya Bumi Manusia (1980).
Bagi generasi Z khususnya, mengenal secara mendalam karya-karya Pram tentu terbilang sulit. Meskipun, sekarang ini tidak ada pelarangan karya-karya Pram, tetapi bisa dikatakan tidak semua karya Pram bisa kita nikmati sekarang ini. Mengingat banyak dari karya Pram yang hilang, belum terbit lagi.
Maka melalui buku berjudul Yang Berumah dalam Buku kita bisa mengenal karya-karya Pram. Buku ini ditulis oleh Muhidin M. Dahlan, berisi 50 catatan Muhidin tentang Pram, dan buku ini merupakan penyempurnaan dari buku berjudul “Ideologi Saya Adalah Pramis: Sosok, Pikiran, dan Tindakan Pramoedya Ananta Toer” yang terbit tahun 2016.
Tentu tidak mengherankan apabila seorang Gus Muh (Panggilan akrab Muhidin M. Dahlan) membuat catatan tentang Pram, mengingat pria kelahiran Donggala, Sulawesi Tengah ini adalah seorang Pramis, pengagum Pram.
Setelah membaca buku ini sampai khatam, saya sepakat dengan pernyataan di sampul belakang buku ini yang menuliskan bahwa Gus Muh menghadirkan Pramoedya dari dekat sekali. Dari sudut pandang yang paling intim dan kemput sehingga pembacanya seperti menyaksikan Pram duduk di kursi ruang makan, menyilangkan kaki, dan menghisap kretek untuk bersiap menceritakan kisah hidupnya. Ya, memang demikianlah buku ini.
Buku ini sangat cocok bagi siapa saja yang ingin mengenal karya-karya Pram. Sebab, dalam buku ini juga berisi tentang resensi novel-novel Pram yang ditulis oleh Gus Muh, mulai dari Novel Arok Dedes, Arus Balik, Tetralogi Pulau Buru, Bumi Manusia, Sang Pemula, Sekali Peristiwa di Banten Selatan, Di Tepi Kali Bekasi, Midah Si Manis Bergigi Emas, Larasati, Gadis Pantai, dan lain sebagainya.
Tidak hanya berisi tentang resensi novel-novel karya Pram, buku ini juga membahas hal-hal lain tentang Pram. Misalnya berkaitan dengan Pram dan Hans Bague (HB) Jassin yang pernah terlibat dalam kongsi usaha timah. Perihal Pram dan Jassin terlibat dalam kongsi usaha timah adalah hal yang tidak terekspos sama sekali.
Gus Muh dalam tulisannya ini mengatakan bahwa kongsi usaha timah ini bisa dibaca dalam konteks bagaimana sehatnya hubungan Pram dan Jassin. Lebih lanjut ia mengungkapkan bahwa Pram sendiri mengakui bahwa Jassin adalah seorang dewa dan juga guru baginya. Dalam buku ini ihwal tersebut tertuang dalam tulisan berjudul Catatan ke 28 Pecahnya Kongsi Timah Guru-Murid.
“Tak ada kabar yang meyakinkan bagaimana mula-mula keduanya terlibat dalam dunia yang sangat jauh dari rasa sastra atau tulis menulis. Satu-satunya petunjuk adalah surat Pram kepada Jassin,” hal 97.
Tentu menarik untuk kita ulik lebih dalam perihal hubungan Jassin dan Pram, mengingat pada akhirnya hubungan keduanya berada di kutub yang berlawanan. Di mana Pram merupakan aktivis Lembaga Kesenian Rakyat (Lekra), sementara Jassin merupakan salah satu penandatangan Manifesto Kebudayaan (Manikebu).
Bukan hanya itu saja, buku ini juga mengungkap empat jalan Pram dalam menulis yaitu menulis itu ideologis, menulis itu riset, menulis itu disiplin, dan menulis itu keterampilan berbahasa.
“Demikianlah 4 jalan yang dilakukan Pram dalam menulis, dan sekaligus menjadi jalan bagi pribadi-pribadi yang menjatuhkan pilihannya di dunia kesusastraan. Menulis sebagai jalan ideologis yang dilakukan dengan jalan riset dan disikapi dengan serius setiap harinya dengan laku disiplin. Dan, melalui kendaraan bahasa yang dikuasai dengan baik akan lahir karya sastra yang tak mudah doyong oleh helaan ruang dan waktu.” Hal 164.
Intinya buku ini cocok untuk mereka yang ingin mengenal karya-karya Pram, serta buku ini memberikan pemahaman kepada pembaca bagaimana Pram menjadikan menulis ini sebagai sebuah perlawanan.
Identitas Buku
Judul : Yang Berumah dalam Buku
Penulis : Muhidin M. Dahlan
Penerbit : Warning Books
Tahun Terbit : Cetakan Pertama, Agustus 2021
Jumlah Halaman : 212 halaman
ISBN : 9786239671105
Peresensi : Malik Ibnu Zaman, kelahiran Tegal Jawa Tengah. Malik, menulis sejumlah cerpen, puisi, resensi, dan esai yang tersebar di beberapa media online.