Bagi sebagian orang secara umum, dan umut Islam secara khusus, mungkin ketika dihadapkan dengan persoalan jenazah banyak yang angkat tangan. Ada banyak faktor yang menyebabkannya, bisa saja mereka takut untuk dekat pada jenzah, atau merka tidak paham tatacara dalam mengurusnya. Mulai dari memandikan, mengkafani, menshalati, dan mengkuburkan dengan bacaan-bacaan talqin. Mungkin alasan kedua yang menjadi kendala utama oleh sebagian masyarakat (muslim).<>
Maka dari itu, tidak sia-sia Muhammad Ma’ruf Khozin telah mencurahkan segala upaya dan usahanya yang telah memeras otak untuk memberikan solusi terbaik dalam pengurusan jenazah. Melalui karyanya yang berjudul “Fikih Jenazah an-Nahdliyah; Panduan dan Hujjah Amaliah Seputar Merawat Jenazah” ini, dia akan mengulas secara rinci berikut dengan dalil-dalilnya. Bahkan, bukan hanya untuk mengurus jenazah saja, tapi pra-jenazah saat naza’ (hampir meninggal) tatacaranya pun disuguhkan tanpa ketinggalan.
Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh para sanak keluarga, tetangga, atau masyarakat umum yang peduli kepada saudaranya sendiri ketika sedang hampir meninggal. Salah satunya yaitu dengan menuntun untuk membacakan kalimat tauhid, atau dua kalimat syahadat. Tujuan ini agar orang yang akan meninggal tersebut memiliki peluang sebagai orang yang mati husnul khatimah, insya-Allah (hlm. 5).
Husnul khatimah (mati dalam keadaan baik dengan jaminan surga) memang bukan urusan manusia, tetapi hanya Tuhan yang menentukannya. Namun, manusia bisa berusaha dan mengusahakan agar setiap saudara kita yang sedang hampir merenggut maut dituntun untuk mengucapkan dua kalimat syahadat. Selain, itu pula dibacakan surat Yasin agar jiwanya lebih tenang dan damai dalam menghadapi kematian.
Pasca Kematian
Bukan hanya persoalan menuntun dengan bacaan dua kalimat syahadat dan membacakan surat Yasin di dekat orang yang mendekati ajalnya. Tetapi, setelah orang tersebut meninggal (telah menjadi mayit/jenazah), maka beberapa hal yang perlu dilakukan oleh sanak keluarganya atau orang-orang yang peduli padanya. Sebagaimana disebutkan sebelumnya, yaitu memandikan, mengkafani, menshalati, dan terakhir menguburkan.
Biasanya hal yang sangat rumit dan sulit ditemui di lapangan ketika jenazah dimandikan yaitu tidak cepat suci. Ada yang memercayai adat, hingga anak-anak dan sanak familinya juga ikut dimandikan, tujuannya agar cepat suci. Ada pula yang membakar kemenyan di dekat tempat pemandian jenazah. Padahal, rasionalnya bukan karena anak cucunya tidak ikut, tapi tatacara memandikannya yang keliru. Sehingga jenazah tidak cepat suci.
Sebenarnya, ada beberapa langkah yang tepat untuk mempercepat proses dalam memandikan jenazah agar cepat suci. Hal yang harus diperhatikan yaitu posisi jenazah harus lebih tinggi di bagian kepala ketika dibaringkan. Salah satu alasannya, agar kotoran dalam tubuh (perut) jenazah cepat keluar. Jika kotoran masih tidak keluar dengan tuntas, maka orang yang memandikan dianjurkan untuk sedikit mengangkat kepala jenazah dan dengan pelan menekan (memijit) perutnya (hlm. 24).
Cara demikian merupakan metode untuk mempercepat pengeluaran kotoran jenazah yang ada di dalam perutnya. Secara umum di lingkungan masyarakat, kendala ini sering kita jumpai. Maka dari itu, sebuah langkah rasional yang bisa mempercepat proses pengurusan jenazat, khususnya ketika memandikan harus dilakukan. Bukan maksud mempermainkan jenazah jika perutnya harus dipijit terlebih dahulu, tapi agar kotoran di dalamnya cepat keluar dan mempercepat proses pemandiaannya. Sehingga tidak membuang-buang waktu dan menghabiskan banyak air.
Kehadiran karya ini merupakan salah satu langkah tepat untuk memberikan panduan kepada masyarakat terkait tentang mengurus jenazah, mulai saat menjelang kematian hingga berakhir di kuburan. Selain itu pula, beberapa amaliyah atau hal-hal yang dilakukan oleh masyarakat ketika seseorang menjelang kematian hingga ke penguburan disertai dengan dalil-dalil (hujjah/alasan), bahwa amaliyah-nya tidak salah untuk dilakukan. Sehingga, warga tidak harus ragu dan bimbang dengan hal-hal yang sekiranya bermanfaat, baik bagi sang jenazah atau bagi orang sekitarnya yang masih hidup. Selamat membaca dan mengamalkan dengan baik dan ikhlas! Semoga berkah. Amin.
Data buku
Judul : Fikih Jenazah an-Nahdliyah Panduan dan Hujjah Seputar Merawat Jenazah
Penulis : Muhammad Ma’ruf Khozin
Penerbit : Muara Progresif
Cetakan : I, 2015
Tebal : xi + 122 hlm; 14,5 x 21 cm
ISBN : 978-602-255-14738-8-7
Peresensi : Junaidi Khab, pecinta baca buku asal Sumenep, tinggal di Surabaya