Tokoh

Mariam Ait Ahmed: Ulama Perempuan Pionir Dialog Antarbudaya

Sabtu, 16 November 2024 | 10:00 WIB

Mariam Ait Ahmed: Ulama Perempuan Pionir Dialog Antarbudaya

Arsip penulis (Sunnatullah)

Maroko merupakan salah satu negara yang berhasil melahirkan ulama-ulama hebat dengan keilmuan yang luas dan mendalam di setiap zaman. Negara yang dikenal dengan julukan "matahari terbenam" ini memiliki kontribusi besar melalui generasinya dalam mempertahankan ajaran Islam yang moderat dan penuh kasih sayang.

 

Dari zaman ke zaman, Maroko tidak pernah kehilangan sosok yang terus menyebarkan Islam dengan penuh cinta, mulai dari zaman Sayyid Muhammad bin Idris, Imam Al-Qadhi Iyadh, Imam Abul Abbas As-Sabti, Ibnu Batutah, Imam Ahmad bin Ajibah, Imam Al-Kattani, hingga ulama-ulama terkemuka lainnya. Mereka telah berhasil mempertahankan ajaran Islam dengan corak dan wajah yang moderat.

 

Selain deretan nama ulama tersohor tersebut, terdapat seorang ulama perempuan hebat dengan kontribusi besar dalam dunia keilmuan, khususnya dalam menyuarakan ajaran Islam moderat di bumi Maghribi. Melalui dialog antarbudaya, ia telah memberikan warna baru dalam menerapkan ajaran Islam yang semakin hari semakin kompleks seiring berkembangnya keberagaman.

 

Selain di Maghribi, Prof. Mariam Ait Ahmed memiliki hubungan dan ikatan yang kuat dengan para ulama di Indonesia, di antaranya (alm.) KH Maimun Zubair Sarang, KH Yahya Cholil Staquf (Ketua Umum PBNU), Prof. KH Nasaruddin Umar, dan ulama-ulama lainnya. Dengan wawasan yang luas dan pemahaman mendalam, Prof. Mariam telah berhasil menjembatani pemikiran Islam klasik (salaf) dengan Islam kontemporer (mu’ashirah).

 

Profil Prof. Mariam Ait Ahmed

Prof. Mariam Ait Ahmed adalah seorang tokoh hebat dalam bidang akademik dan dialog antarbudaya. Saat ini, ia masyhur dengan pengabdiannya dalam mempererat hubungan antarnegara melalui ilmu pengetahuan dan diplomasi budaya. Ia juga seorang guru besar dalam bidang pemikiran Islam, dialog antaragama, dan peradaban di Universitas Ibn Tofail Kenitra, Maroko. Dengan pengaruhnya, ia menyebarkan nilai-nilai Islam yang moderat, penuh perdamaian, dan kasih sayang.

 

Lahir di Maroko, Prof. Mariam tumbuh dalam lingkungan yang sarat dengan tradisi intelektual dan spiritual. Semangatnya dalam menimba ilmu sejak muda menuntunnya untuk mendalami pemikiran Islam dan memperjuangkan dialog antaragama sebagai sarana penting bagi perdamaian dunia. Ketekunannya dalam bidang ini mendapatkan pengakuan internasional, termasuk penghargaan di Doha, Qatar, pada tahun 2013 atas kontribusinya dalam dialog antaragama.

 

Perjalanan Akademik Prof. Mariam

Perjalanan panjang Prof. Mariam dalam dunia akademik dimulai pada tahun 1989 di Universitas Abdelmalek Essadi, Tetouan, Maroko. Setelah itu, ia melanjutkan studi di Universitas Hassan II, Casablanca, dan memperoleh gelar sarjana dalam studi Islam pada tahun 1991. Ia melanjutkan studinya di Universitas Mohammed V, Rabat, pada tahun 1992, dengan fokus pada hubungan antara agama dan ilmu pengetahuan.

 

Pada tahun 1995, ia menyelesaikan program magister di Universitas Mohammed V dengan tesis berjudul “Dirasah Manhajiyyah li 'Aqaidi Ahlil Kitabi minal Qur'an was Sunnah” (Studi Metodologis tentang Doktrin Ahli Kitab Berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits Nabi Muhammad). Tesis ini menganalisis pandangan Islam terhadap agama-agama lain dan bagaimana perspektif ini dapat diterapkan dalam dialog antaragama yang harmonis.

 

Kontribusi Prof. Mariam dalam Pendidikan dan Dialog Antarbudaya

Setelah perjalanan panjangnya dalam dunia akademik, Prof. Mariam menjadi tokoh berpengaruh dengan pengetahuan yang luas. Ia tidak hanya dikenal sebagai pengajar yang cakap, tetapi juga sebagai mentor yang peduli, menciptakan suasana belajar yang inklusif di mana siswa merasa dihargai.

 

Khususnya, peserta program Kepenulisan Turots Ilmiah (KTI) dari Indonesia, yang merupakan penerima Beasiswa non-Degree Dana Abadi Pesantren dari Kementerian Agama (Kemenag) dan LPDP, mendapat kehormatan untuk dibimbing langsung olehnya. Melalui program ini, para peserta mendalami turats ilmiah dan memperkaya pemahaman mereka tentang Islam dalam konteks global.

 

Selain itu, Prof. Mariam mendirikan Markaz Inma lil Abhats wad Dirasah al-Mustaqbaliyah dan Markaz Jusur. Kedua lembaga ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas individu dan komunitas, memperkuat kolaborasi lintas budaya, serta memperluas akses pendidikan berkualitas.

 

Produktivitas Sebagai Penulis

Prof. Mariam adalah seorang penulis yang produktif. Beberapa karyanya yang telah diterbitkan antara lain:

 
  1. Jadaliyyatul Hiwar: Qiraah fil Khitabil Islamil Mu’ashir
  2. Tinnin Wuhan: Rihlatu Hubbin fi Juzuri Corona
  3. Qadhaya Fikriyah Mu’ashirah: Qiraah fi Mustaqbalil Masyru’il Hadhari
  4. At-Tansyiah ad-Diniyah wa Jaili Mujtama’il Ma’rifah
  5. Nidaur Ruh: Rihlatun fi Alamil Fursan
  6. Al-Mar’atul Muslimah Baina Tahaddiyatit Tamkin wa Mustaqbalit Tanmiah
 

Karya-karya ini mencerminkan kedalaman ilmunya dan komitmennya untuk menyumbangkan wawasan baru dalam bidang keilmuan Islam.

 

Keberanian dan Komitmen Prof. Mariam

Prof. Mariam juga aktif dalam konferensi internasional yang membahas isu-isu agama, budaya, dan tantangan global. Dengan keberaniannya membahas isu-isu sensitif seperti hubungan agama dan politik serta peran perempuan dalam Islam, ia telah menjadi pelopor dalam menggugah pemikiran publik.

 

Prof. Mariam Ait Ahmed adalah sosok luar biasa dalam dunia akademik Islam dan dialog antarbudaya. Melalui dedikasinya dalam pendidikan, riset, dan kontribusi ilmiah, ia terus menjadi inspirasi bagi banyak orang di berbagai negara. Keberadaannya di dunia akademik telah memberikan warisan berharga bagi ilmu pengetahuan dan dialog antarbudaya, khususnya dalam mempromosikan wajah Islam yang moderat, toleran, dan penuh kasih sayang.

 

Sunnatullah, Peserta program Kepenulisan Turots Ilmiah (KTI) Maroko, Beasiswa non-Degree Dana Abadi Pesantren Kementrian Agama (Kemenag) berkolaborasi dengan LPDP dan Lembaga Pendidikan di Maroko selama tiga bulan, 2024.