Surabaya, NU Online
Sebanyak 12 tim "rukyatul hilal" (melihat rembulan dengan mata telanjang untuk menandai pergantian kalender) disiapkan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PW NU) Jawa Timur untuk melihat "hilal" (rembulan usia muda pertanda awal kalender).
"Ke-12 tim itu akan melakukan rukyat pada 11 Oktober mulai pukul 16.00 WIB untuk mengidentifikasi hilal yang kemungkinan akan muncul antara pukul 17.25 WIB hingga 17.29 WIB," kata Wakil Rois Syuriah PWNU Jatim KH Miftachul Akhyar di Surabaya, Selasa.
<>Didampingi Wakil Ketua PWNU Jatim H Sholeh Hayat SH, ia mengatakan ke-12 tim itu akan melakukan rukyat pada 12 lokasi di Jatim, antara lain tim rukyat NU Jatim di Pantai Serang, Blitar; dan pantai Nambangan, Kenjeran, Surabaya.
Selain itu, menara Masjid Agung Al-Akbar Surabaya (MAS), Bukit Condrodipo, Gresik; Tanjungkodok, Lamongan; pantai Serang, Blitar; pantai Plengkung, Banyuwangi; pantai Pasir Putih, Situbondo; pantai Glendong, Tuban; pantai Pacitan; dan pantai Ambet, Pamekasan, Madura.
"Kami sendiri akan melaporkan hasilnya ke PBNU untuk dibahas bersama dalam sidang itsbat (penetapan) di Departemen Agama (Depag) RI untuk memutuskan akhir Ramadhan atau awal Syawal yang berarti Idulfitri," katanya.
Menurut dia, PBNU melarang NU Jatim mengeluarkan "ikhbar" (pengumuman) seperti tahun-tahun sebelumnya, karena "ikhbar" dinyatakan sebagai hak PBNU. "Kami akan mematuhi perintah PBNU itu, tapi kami juga tetap mematuhi Hasil Muktamar Situbondo bahwa NU akan mengawali dan mengakhiri puasa dengan rukyatul hilal, maka bila kami melihat hilal, tentu akan kami laporkan dengan alasan agama," katanya. (ant/eko)