Semarang, NU Online
Maraknya aliran sesat yang tumbuh di Jawa Tengah, sudah merambah ke remaja. Menurut Ketua Remaja Islam Masjid Agung Jawa Tengah (Risma JT), Hery Nugroho, aliran sesat harus segera ditangani secara serius dari berbagai pihak. Jangan sampai menunggu masalahnya terkuak di media.
“Misalnya, beberapa waktu yang lalu kita tercengang dengan terlibatnya mahasiswa PTN di Semarang, serta pelajar SMK yang terlibat aliran sesat,” tuturnya dalam sambutan Pengajian Bulanan dan Dialog bersama Habib Umar Muthohar di Masjid Agung Jawa Tengah (21/12).
<>Tumbuhnya aliran sesat, menurut dia seperti fenomena gunung es, artinya terkuaknya masalah tersebut baru sebagian kecil, padahal masih ada pengikut aliran sesat yang belum diketahui, bahkan mungkin jumlahnya lebih besar.
Melihat kenyataan tersebut, maka diperlukan jihad melawan aliran sesat. Karena kalau hal itu tidak disegera ditangani akan menjadi keresahan di masyarakat. ”Jangan sampai masyarakat yang menghakimi dan atas nama agama bertindak keras terhadap pengikut aliran sesat,” pintanya.
Untuk itu dalam penanganannya harus persuasif dan menekankan dialog. Alhamdulilah penanganan masalah ini di Jawa Tengah tidak menimbulkan gejolak, tidak seperti di provinsi lain.
Tetapi kondisi ini tidak berhenti sampai di sini, ada hal yang lebih penting yakni pencegahan terhadap munculnya aliran sesat tersebut. Kondisi ini adalah bentuk peringatan terhadap ulama bangsa Indonesia yang terbelah konsentrasi ke politik dan juga Depag sebagai instansi pemerintah ikut bertanggung jawab. Seringkali Depag hanya menunggu kalau ada masalah muncul.
Karenanya, Hery yang juga Pemred Majalah Ma'arif NU Jawa Tengah meminta Depag dan MUI harus proaktif dalam pencegahan masalah ini, jangan sampai setelah diketahui baru ribut-ribut. Dalam menangani aliran sesat ini bisa menggandeng NU atau Muhammadiyyah atau juga remaja masjid yang jumlahnya sangat besar untuk membentengi remaja dari aliran sesat. (mhn)