Warta

Antisipasi Aliran Sesat, Optimalkan Peran Pemuda Islam

Kamis, 29 November 2007 | 07:09 WIB

Malang, NU Online
Peran pemuda Islam harus lebih dioptimalkan, utamanya untuk mengantisipasi munculnya sejumlah aliran sesat yang marak belakangan ini. Demikian dikatakan Sekretaris Jenderal Departemen Agama Bahrul Hayat.

Ia mengatakan hal itu saat menjadi pembicara pada International Conference on Muslim Youth As Agents of Change Indonesia di kampus Universitas Islam Malang, Jawa Timur, Selasa (27/11) lalu.<>

“Mereka (para pemuda Islam) merupakan agent of change yang diorientasikan menjadi pemimpin perubahan. Itu karena keberadaan pemuda dilihat sebagai pemegang dua kekuatan penting dalam peradaban suatu negara,” katanya.

“Tekanan globalisasi tidak akan pernah berhenti. Ini bisa dibendung dengan semangat kebersamaan pemuda. Karena itu melalui konferensi internasional ini, kami ingin menggalang pemikiran-pemikiran bagaimana sosok ideal pemuda muslim itu,” tambahnya.

Duta Besar Kerajaan Belanda untuk Indonesia Dr Nikolaos van Dam menambahkan, kegiatan itu sekaligus menjadi jembatan untuk merekatkan hubungan Belanda dengan Indonesia. Tak hanya dalam bidang ekonomi, namun juga peningkatan sektor pendidikan lokal.

“Kami berupaya membantu ketimpangan dalam hal mutu pendidikan di Indonesia. Malah, kami membuka kesempatan seluas-luasnya pada pemuda muslim dan dosen-dosen Indonesia untuk bisa sekolah di Belanda,” ucap Nikolaos.

Menurut dia, Belanda memiliki komitmen besar untuk memberi kontribusi peningkatan sumber daya manusia Indonesia. Itu bisa diawali dengan memperkenalkan budaya luar. “Kami dari latar belakang budaya yang berbeda, tapi itu bukan menjadi halangan bagi kami untuk bisa saling peduli dan bekerja sama membangun bangsa,” katanya.

Konferensi itu diikuti puluhan pemuda dan akademisi dari 14 negara di dunia, mulai 27-29 Nopember 2007. Menurut Ketua Panitia Pelakasana, Dr Masykuri Bakri, konferensi internasional pemuda muslim itu, merupakan hasil kerja sama tripartit antara Unisma, Universitas Leiden-Belanda dan Departemen Agama (Depag).

“Kami tahu, pascareformasi tahun 1998 lalu, pemuda Indonesia sekarang ini sedang mencari bentuk dan jati dirinya. Karenanya, kita ingin mengkaji dan bertukar pikiran dengan para pemuda yang ada di 14 negara tersebut, serta mencari solusi terbaik perubahan positif bangsa Indonesia ke depan,” katanya. (duta/sbh)