Salah satu perbedaan yang mencolok antara Masjidil Haram di Makkah al-MUkarromah dibandingkan Masjid Nabawi di Madinah al-Munawwaroh adalah pemisahan antara jamaah pria dan wanita. Masjid Nabawi Madinah memiliki bilik khusus untuk jamaah perempuan. Sedangkan di Masjidil Haram Makkah, jamaah laki-laki dan perempuan dapat sholat dalam satu shof (barisan) tanpa penghalang.
Namun di saat-saat sholat wajib lima waktu, jamaah perempuan dilarang berada di areal thawaf. Lantai datar ber-marmer putih yang mengelilingi Ka'bah dengan jari-jari oval sekitar 40-50 meter ini hanya diperuntukkan bagi jamaah laki-laki.
/>
Setelah Adzan berkumandang, pihak pengelola Masjidil Haram, dalam hal ini para petugas Haiah Amar Ma'ruf Nahi Mungkar (semacam seksi peribadahan), mulai mengarahkan jamaah wanita agar mundur ke barisan di dalm Masjid. Ini berarti perempuan-perempuan yang berada di areal thawaf terluar harus mundur melalui tangga-tangga di tiap-tiap pintu sekeliling Ka'bah.
Ketika waktu-waktu sholat tiba, para petugas ini mulai berbicara dalam berbagai bahasa kepada jamaah-jamaah perempuan yang masih berbaris bergerombol di areal Ka'bah. Kebanyakan perempuan-perempuan ini, patuh setelah menangkap maksud perintah para petugas tersebut. Mereka kemudian mundur melalui tangga di tiap pintu untuk berbaris di lantai yang lebih tinggi. Para jamaah Perempuan ini mengikuti sholat dari ruangan beratap.
Bagi para petugas Haiah Amar Ma'ruf Nahi Mungkar Masjidil Haram ini, mengarahkan jamaah perempuan ke barisan belakang bukanlah hal mudah, terutama terhadap jamaah perempuan asal India. Setelah mengerti maksud para petugas, perempuan-perempuan asal India ini justru membantah dan memilih menetap di tempatnya. Mereka enggan beranjak dan lebih suka berbantah ria.
Dalam pengamatan NU Online, Selasa (26/10) perempuan-perempuan yang menyandang tas berlabel Hindus Bank ini, hanya mundur sampai tangga-tangga pintu masjidlil Haram setelah berdebat cukup lama. Para petugas pun kembali mendatangi mereka dan berdebat lebih lama untuk bisa membuat mereka lebih mundur lagi ke dalam ruangan bertiang rapat.
Bila di Masjid Nabawi Madinah, jamaah asal Turki tampak paling bandel, maka di Masjidil Haram Makkah mereka tampak lebih akomodatif. Hampir-hampir kita tidak akan melihat jamaah asal Turki terlibat perdebatan dengan dengan para petugas. Jamaah perempuan Turki bahkan jarang terlihat melakukan sholat di areal thawaf. Mereka lebih suka langsung naik ke ruangan ber-AC seusai melakukan thawaf.
Sementara para jamaah perempuan yang lebih sering dapat kita jumpai sedang melaksanakan sholat di areal thawaf adalah jamaah dengan pakaian hitam. Kebanyakan Jamaah perempuan asal India termasuk dalam kategori mengenakan pakaian hitam. Jika Anda masih bertanya, yang manakah jamaah asal India, jawabnya adalah mereka yang bertindik di hidung. (min/Laporan langsung Syaifullah Amin dari Arab Saudi)