Cara India dan Bangladesh Mensiasati Ziarah di Makam Rasulullah SAW
Selasa, 12 Oktober 2010 | 07:41 WIB
Tentu bukan menjadi rahasia bahwa pemerintah Arab Saudi, termasuk pengelola Masjid Nabawi berusaha melarang praktik-praktik ibadah yang dianggap bid'ah dan khurafat. Terutama terhadap praktik-praktik ibadah yang dianggap mendatangkan kemusyrikan atau mendekati kemusrikan.
Salah satu hal yang dilarang oleh pengelola Masjid Nabawi adalah berdoa dan berlama-lama di depan makam Rasulullah SAW. Pengelola Masjid Nabawi menugaskan haris (penjaga) berpakaian putih dan askar (polisi) berseragam semi militer untuk menghalau jamaah yang mengambil sikap berdoa di depam makam Rasulullah SAW. Para penjaga dan polisi ini mengkondisikan agar jamaah hanya sempat melintas sebentar di depan makam dan menyuruh mereka segera keluar sebelum sempat mengambil sikap berdoa.
> Untuk menyiasati pengusiran-pengusiran semacam ini, banyak jamaah haji dari tahun ke tahun menceritakan tentang pengalaman pribadinya masing-masing dengan berbagai kisah heroisme dan patriotiknya.
Namun jamaah haji asal India dan Bangladesh memiliki cara sendiri untuk mengecoh pengawasan para penjaga dan polisi. Cara yang mereka gunakan sebenarnya cenderung konfensional (sederhana), namun cukup manjur untuk melaksanakan keinginan, memanjatkan doa dan pujian secara tuntas di Makam Rasulullah SAW.
Sebelum mendekati Maqbaroh (tempat makam) Rasulullah SAW, para jamaah asal India dan Bangladesh ini telah menyiapkan buku saku yang tipis, hanya beberapa lembar. Tujuannya agar elastis dan dapat dengan mudah disembunyikan dari pandangan penjaga dan Askar. Kemudian mereka berbaris berurutan sembari membaca sholawat dan doa melalui contekannya.
Dalam barisan yang terus bergerak secara rapi, mereka terus berdoa hingga melewati tiga pintu di makam Rasulullah. Ketika hampir mencapai gerbang makam Baqi', mereka kemudian berputar ke kanan, berbalik arah dan menyelinap di barisan peziarah yang masuk dari gerbang Baqi'.
Pada saat kembali di depan pintu makam Rasulullah SAW mereka berhenti, bergerombol dan menuntaskan bacaan-bacaan sembari tetap melirik ke buku saku tipis contekannya.
Mereka terus bertahan di depan pintu makam berdoa dan menuntaskan bacaan sembari berusaha ikhlas menunggu diusir penjaga atau polisi. Toh dengan usaha mereka ini, setidaknya mereka dapat berdoa lebih lama dari orang-orang lain yang sudah diusir sejak awal. (min/Laporan langsung Syaifullah Amin dari Saudi Arabia)