Departemen Agama (Depag) harus dipimpin seorang yang menguasai ilmu agama dan mampu mengelola departemen itu dengan baik dan proporsional. Seorang menteri agama yang berakhlak juga mutlak diperlukan, karena agama itu menyangkut akhlak.
Demikian dikatakan Pengasuh Pesantren Asshiddiqiyah, KH Noer Muhammad Iskandar SQ, saat buka puasa bersama dengan wartawan di Lokasi Peternakan dan Agrobisnis, Pesantren As-Shiddiqiyah, Sukabumi, Selasa (15/9) kemarin.<>
“Seorang menteri agama itu dituntut melakukan pendekatan dengan semua pihak. Pendekatan yang mengesampingkan sikap arogansi dan kekuasaan,” jelasnya menanggapi pertanyaan wartawan tentang figur yang layak memimpin Depag dalam kabinet pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono mendatang.
Diharapkan, dengan akhlak yang baik, kerukunan dan kebersamaan lintas agama di negeri ini akan mencerminkan keteduhan dan kedinginan yang membias kepada umat antaragama dan intern agama.
Ketua Umum Majelis Silaturahmi Kiai dan Pengasuh Pesantren se-Indonesia itu menyimpulkan, ada dua syarat yang dituntut dan dimiliki oleh figur menteri agama mendatang, takni mempunyai moral akhlak yang baik dan kemampuan tata kelola yang baik.
“Kalau tidak, kasihan pasangan Presiden SBY dan Budiono yang akan memimpin negeri ini untuk lima tahun mendatang,” ujar mantan anggota DPR-RI di era pemerintahan presiden Abdurrahman Wahid itu.
Diminta komentarnya tentang operasional perhajian selama Menag Maftuh Basyuni memimpin Depag, ia menolak. “Pokoknya begini, ya, menurut wartawan bagaimana, menurut masyarakat bagaimana dan juga menurut jamaah haji bagaimana.” ungkapnya.
Ia menambahkan, baik atau jeleknya operasional haji itu ukurannya bukan soal baik atau jeleknya gedung. Tetapi, semakin dekat atau semakin jauh maktab jamaah dari dan ke Masjidil Haram.
“Tapi, apakah mampu menyediakan maktab bagi jamaah haji yang lebih dekat dengan Masjidil Haram. Kalau itu sudah dipenuhi, saya pikir semua jamaah haji akan senang dan melaksanakan haji dengan khusyuk,” tukasnya. (rif)