Jakarta, NU Online
Fraksi Kebangkitan Bangsa (F-KB) DPR menyatakan kecewa atas koordinasi di antara berbagai instansi pemerintah dalam mengatasi wabah virus flu burung.
"Kami juga menyayangkan sikap tergesa-gesa dan kekuranghatian pemerintah dalam menyatakan status Kejadian Luar Biasa (KLB) flu burung, karena hal itu menjadi faktor yang makin memperburuk perekonomian nasional, " kata anggota Komisi IX (kesehatan) dari F-KB, Arsha Sutisna di Jakarta, Jum at.
<>Langkah Depkes dinilai cenderung lebih bersifat kuratif dan sangat kurang langkah preventifnya, dalam mendeteksi dan mencari tahu darimana sumber virus flu burung dan bagaimana memusnahkannya.
"Karena selama sumber virus tidak terdeteksi dan dapat diberangus maka virus flu burung akan tetap menyebar dan terus mencari korban," katanya.
Fraksi ini mencatat sudah empat orang meninggal dan 17 lainnya dalam pengawasan dan perawatan intensif. Flu burung dinilai telah menjadi teror yang meresahkan warga, apalagi setelah pemerintah melalui Menkes Siti Fadilah Supari menyatakan status KLB atas mewabahnya flu burung itu.
F-KB menyayangkan, kebijakan sepihak itu dan dinilai kurang arif, karena dilakukan tanpa adanya koordinasi dengan kementerian dan pihak-pihak yang terkait.
Kurangnya koordinasi itu dapat dilihat dari banyak hal, antara lain ketersinggungan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso yang merasa tidak diajak bicara serta ketidaktahuannya terhadap penutupan Kebun Binatang Ragunan atas perintah tim pemeriksa dan peneliti yang melakukan kegiatan di KB Ragunan. Juga pernyataan ketidaktahuan Mentan Anton Apriyantono tentang status KLB yang dinyatakan Menkes.
Mufid Busairi, juga anggota F-KB DPR mengatakan, koordinasi antar departemen ternyata tak dilakukan secara maksimal oleh pemerintah, karena selama ini Depkes terkesan berjalan sendiri, Deptan juga berjalan sendiri sedangkan Menko Kesra terkesan menunjukkan ketidakmampuan pemerintah dalam mengatasi masalah bangsa, terutama dalam menangani masalah flu burung.(ant/mkf)