Warta

Gerakan Anti-Aswaja Makin Sistematis

Selasa, 1 April 2008 | 03:24 WIB

Pesisir Selatan, NU Online
Kalangan Nahdliyin (sebutan untuk warga Nahdlatul Ulama-NU) harus benar-benar waspada. Gerakan yang anti terhadap paham Ahlussunah Waljamaah (Aswaja) di Indonesia makin sistematis akhir-akhir ini. Diduga, keberadaannya didanai pihak asing.

Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Dewan Syura DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhyidin Arubusman di hadapan sekira 200 ulama dalam Forum Silaturrahmi Ulama Aswaja di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Senin (31/3) kemarin.<>

“Gerakan mereka dilakukan dengan sistematis, termasuk melalui partai politik,” jelas Muhyidin tanpa menyebutkan partai politik yang dimaksud. Demikian dilaporkan Kontributor NU Online, Bagindo Armaidi Tanjung.

Karena itu, Muhyidin meminta kepada para ulama dan kalangan Nahdliyin sendiri agar tetap melestarikan tradisi sekaligus menjaga paham Aswaja. Generasi muda NU, katanya, merupakan ‘sasaran empuk’ dari gerakan yang menolak paham Aswaja tersebut.

“Banyak anak-anak NU yang sekolah di beberapa negara tertentu yang pahamnya berlawanan dengan Aswaja. Biasanya mereka gampang terseret ke paham tersebut. Dari segi penampilan, kelihatannya sangat Islami, tapi praktiknya jauh dari nilai-nilai Islam,” terang mantan sekretaris jenderal Pengurus Besar NU tersebut.

Menurutnya, kenyataan yang tak perlu dibantah lagi atas keberadaan gerakan anti-Aswaja tersebut makin banyaknya surau, musholla dan masjid yang didirikan Nahdliyin, direbut.

Hal yang sama dikatakan Buya Syeikh H Ibnu Abbas Al-Yaqieny, penggagas Forum Silaturrahmi Ulama Aswaja, yang hadir juga pada acara tersebut. Ia mengatakan, “Kita tidak rela Ahlussunnah Waljamaah dipinggirkan lagi. Cukup lama Ahlussunnah Waljamaah dipinggirkan,” tandasnya.

Buya Ibnu Abbas yang juga Ketua Dewan Syura DPW PKB Sumbar itu berharap, para kiai dan ulama surau dapat melestarikan dan menjaga paham Aswaja. Terutama menjaga agar generasi muda NU terhindar dari pengaruh-pengaruh buruk yang dapat merusak paham Islam moderat itu.

Forum silaturrahim itu juga dirangkai dengan peringatan Haul ke-24 Buya Syekh Abdul Munaf Bakrin. Ia merupakan salah satu ulama terkemuka di Sumatera Barat yang wafat pada 31 Maret 1984. (rif)