GP Ansor Nilai PBNU Tak Bijaksana Terkait Pencalonan Saifullah
Rabu, 20 Februari 2008 | 11:01 WIB
Pengurus Pusat (PP) Gerakan Pemuda (GP) Ansor menilai, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tidak bersikap bijaksana terkait pencalonan Saifullah Yusuf (Ketua Umum PP GP Ansor) sebagai calon wakil gubernur Jawa Timur. Organisasi sayap pemuda NU itu menyatakan PBNU telah bersikap diskriminatif terhadap pimpinannya.
“Kalau memang meminta Gus Ipul (panggilan untuk Saifullah Yusuf) mundur (nonaktif), harusnya berlaku juga bagi semua kader dan pengurus. Tapi, ini kan tidak, kok tebang pilih,” ujar Wakil Sekretaris Jenderal PP GP Ansor, Maskut Chandranegara, seperti ditulis gp-ansor.org, Rabu (20/2).<>
Maskut mencontohkan sejumlah kader NU yang tampil dalam pilkada di beberapa daerah, di antaranya, Lampung, Jawa Tengah, Bojonegoro (Jawa Timur) dan lainnya. Menurutnya, para pengurus NU itu pun tidak nonaktif. “Makanya, sangat tidak logis kalau tiba-tiba saja, sekarang (PBNU) malah mendesak Gus Ipul untuk mundur,” pungkasnya.
Ia menjelaskan, langkah politik Saifullah Yusuf mendampingi Soekarwo dalam Pemilihan Gubernur Jatim pada Juli mendatang merupakan bagian dari sikap ‘meneladani’ KH Hasyim Muzadi.
“Kader Ansor itu, kan mencontoh apa yang pernah dilakukan Pak Hasyim ketika dia mencalonkan diri sebagai wakil presiden pada Pemilu 2004 silam. Intinya, Pak Hasyim-lah yang mengajari kader NU seperti itu,” terangnya.
Saifullah, menurut Maskut, melakukan hal yang sama dengan Hasyim. “Pak Hasyim, saat itu, maju sebagai cawapres lewat NU. Nah, Gus Ipul juga maju sebagai cawagub dari Ansor. Jadi, sama-sama sebagai wakil, kan tidak melebihi kapasitas yang dicontohkan Pak Hasyim,” ungkapnya. (rif)