Tingginya 'Syahwat' Politik NU Terkait Spesifikasi Sumber Daya Manusia
Selasa, 19 Februari 2008 | 10:16 WIB
Jakarta, NU Online
Kecenderungan para pengurus NU untuk terlibat aktif dalam politik praktis bisa salah satunya bisa ditelusuri dari latar belakang sumber daya manusianya yang kebanyakan berlatar belakang pendidikan agama dan ilmu sosial.
“Mereka tidak memiliki banyak tempat untuk beraktualisasi dan lahan yang cukup luas adalah sektor politik,” kata Ketua PBNU KH Abas Muin kepada NU Online, Selasa (19/2).
<>Untuk mengurangi dominasi kepengurusan NU dengan latar belakang pendidikan agama dan ilmu sosial, Kang Abas mengusulkan agar dalam kepengurusan NU yang akan datang, lebih banyak merekrut para professional dengan latar belakang pendidikan dan keahlian yang beragam.
“Ini terutama dalam jajaran tanfidziyah yang menjadi pelaksana program PBNU sedangkan di jajaran syuriyah tetap diperlukan para ahli agama,” imbuhnya.
Faktor lainnya yang menyebabkan tingginya syahwat politik adalah berkurangnya kemampuan pesantren untuk membiayai dirinya akibat sektor-sektor pertanian yang dulu diandalkan untuk membiayai pesantren sekarang sudah tidak memadai lagi, ditambah fragmentasi aset-aset tersebut yang diwariskan kepada anak cucu pendiri pesantren.
“Kita juga masih hidup dalam budaya paternalistik. Kalau kiainya berpolitik, generasi mudanya juga mencontoh apa yang dilakuan oleh pemimpinnya,” katanya. (mkf)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Bersihkan Diri, Jernihkan Hati, Menyambut Bulan Suci
2
Khutbah Jumat: Sambut Ramadhan dengan Memaafkan dan Menghapus Dendam
3
Awal Ramadhan, Gus Baha Pilih Ikut Keputusan Pemerintah, Apresiasi Perbedaan
4
Anggaran Pendidikan Dipangkas, BEM PTNU DIY: Pemerintah Korbankan Hak Rakyat
5
Muncul Ajakan Cuti Bersama, Koalisi Masyarakat Sipil Gelar Aksi Indonesia Gelap Hari Ini
6
Arab Saudi Berikan 100 Ton Kurma Ramadhan untuk Indonesia
Terkini
Lihat Semua