Jombang, NU Online
Mantan Presiden RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur tidak bisa hadir dalam prosesi pemakaman pamannya KH Yusuf Hasyim atau Pak Ud di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Senin (15/1), karena sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
"Bapak sudah mewakilkan kepada saya karena sedang cuci darah di RSCM," kata putri Gus Dur, Zannubah Arifah Chafshoh, usai mengikuti prosesi pemakaman Pak Ud.
<>Menurut perempuan yang akrab disapa Yenny itu, tidak ada pesan khusus dari Gus Dur untuk keluarga almarhum karena dia hanya diperintahkan untuk menghadiri acara pemakaman di Tebuireng bersama Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar.
Yenny juga menampik jika ketidakhadiran Gus Dur itu dikaitkan dengan sikap politik yang berseberangan dengan pamannya sendiri.
"Justru antara Gus Dur dengan Pak Ud sering terjadi komunikasi secara intensif seperti bapak dan anak. Bahkan kalau senggang Gus Dur sering menemui Pak Ud di Tebuireng," ujarnya.
Ia mengakui, secara politis memang kedua orang tersebut sering bersebarangan, tapi hubungan kekeluargaan antarkeduanya tetap terjalin seperti biasanya.
"Saya saja dengan Gus Ipul (Saifullah Yusuf) berbeda sikap politik, tapi saya dengan dia masih ada hubungan darah," kata Yenny.
Menurut dia, beberapa saat terakhir ini Gus Dur sering keluar-masuk rumah sakit, bahkan dalam sepekan diharuskan cuci darah sebanyak dua sampai tiga kali.
Meski demikian, lanjut Yenny, ayahnya tetap saja beraktifitas seperti biasanya, bahkan tidak jarang terpaksa menerima beberapa tamu penting di RSCM.
Sementara, meski terlihat berseberangan, namun semasa hidupnya Pak Ud tetap saja memberikan perhatian kepada keponakannya yang dinilai "mbalelo".
Dua tahun yang lalu ketika Gus Dur diisukan meninggal dunia, justru Pak Ud yang memberikan klarifikasi.
Ketika itu Pak Ud mengatakan, memang ada perbedaan sikap dan pandangan antara dia dengan Gus Dur. Namun jika keponakan yang biasa dipanggilnya dengan nama "Durrahman" itu sedang dirawat di rumah sakit, justru dialah yang diberitahu lebih dulu.
Sementara itu, ribuan jenazah melepas kepergian Pak Ud ke tempat peristirahatan terakhirnya di pemakaman keluarga di sebelah barat masjid Ponpes Tebuireng, Jombang, Senin pukul 10.22 WIB.
Pemakaman putra pendiri NU Hadratus Syekh Hasyim Asya`ari itu dilakukan secara militer dengan dipimpin Komandan Kodim 0814 Jombang Letkol (Inf) Yoga S Utomo yang kemudian dilanjutkan dengan upacara keagamaan.
Sesepuh Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang juga pengasuh Ponpes Al Anwar, Sarang, Rembang, Jateng, KH Maimun Zubair turut menjadi imam membaca "talqin" dalam pemakaman Pak Ud.
Semasa hidupnya Pak Ud pernah menjadi komandan Laskar Hizbullah Fisabilillah saat berjuang melawan penjajah sehingga mendapatkan pangkat kemiliteran berupa Letnan Satu TNI.
Selain ulama dari berbagai daerah dan para alumni santri Ponpes Tebuireng, terdapat beberapa pejabat tampak hadir dalam pemakaman Pak Ud, seperti Menteri Agama M Maftuh Basyuni, Kepala Polda Jatim Irjen (Pol) Herman S Sumawiredja, Ketua Umum PBNU Hasyim Muzadi, dan beberapa nama pejabat daerah lainnya. (ant/sbh)