Kediri, NU Online
Fungsionaris DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) hasil Muktamar Surabaya Saifullah Yusuf (Gus Ipul) memunculkan wacana sebaiknya para ulama NU kembali melestarikan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dari pada membentuk partai baru. Hal itu ia sampaikan dalam pertemuan dengan sejumlah ulama khosh di Ponpes Al Falah, Ploso, Mojo, Kediri, Jatim, Sabtu dinihari.
“Ada wacana sebaiknya ulama ini menengok kembali rumah lama (PPP), entah itu cuma singgah sebentar atau selamanya,” ujar Menteri Percepatan Pambangunan Daerah Tertinggal itu mengibaratkan.
<>Lebih lanjut dia mengungkapkan, munculnya wacana tersebut berawal dari ajakan sejumlah fungsionaris PPP beberapa waktu lalu.
“Saya jawab, memang suatu waktu rumah lama kita ini perlu dilihat lagi, apakah sudah direnovasi bangunannya, isi di dalamnya seperti apa? Kalau memang lebih bagus lagi, kan tidak salah untuk kita tempati,” katanya menambahkan.
Menyinggung pembentukan Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU), dia sendiri mengaku tidak mengetahui banyak.
Hanya Gus Ipul menyayangkan, mengapa PKNU tersebut terburu-buru didaftarkan tanpa terlebih dulu meminta persetujuan langsung terhadap sejumlah ulama khosh yang sebelumnya mendukung DPP PKB versi Muktamar Surabaya pimpinan Choirul Anam dan Abdurrahman Chudlori.
“Saya sendiri sudah dianggap mengkhianati Gus Dur (Ketua Dewan Syura DPP PKB versi Muktamar Semarang KH Abdurrahman Wahid), tapi dalam kaitan pendirian partai baru ini, saya sama sekali tidak tahu,” ujar keponakan Gus Dur itu.
Oleh sebab itu, dia sangat mengharapkan kearifan para kiai khosh dalam menyikapi pembentukan partai baru ini menyusul keputusan Mahkamah Agung yang memenangkan DPP PKB versi Muktamar Semarang di bawah kepemimpinan Muhaimin Iskandar dan Abdurrahman Wahid. (ant/rif)