Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Rembang, KH Ahmad Mustofa Bisri yang akrab disapa Gus Mus menilai mendiang KH Idham Chalid sebagai "Bapak Politik" Nahdlatul Ulama (NU).
"Pemikiran-pemikiran politiknya sangat berpengaruh dan mengena di kalangan warga Nahdliyin. apalagi beliau memang sangat lama berkecimpung di dunia politik," katanya, Ahad kemarin.<>
Menurut Wakil Rais Aam PBNU ini, KH Idham Chalid berperan besar dalam melahirkan kader-kader NU di perpolitikan saat ini dan para tokoh NU yang saat ini berkarir di jalur politik pasti mengakuinya.
"Beliau memiliki pemikiran bahwa khidmat perjuangan Indonesia dan agama paling efektif dicapai melalui jalan politik, dan jalan politik itulah yang dipilihnya untuk berjuang," katanya.
Hal itu pulalah yang kemudian menginspirasi banyak kader NU agar terjun ke dunia politik terlebih lagi KH Idham Chalid adalah tokoh berpengaruh yang pernah memegang tampuk kepemimpinan NU,” ujarnya.
"Kalau belakangan ini ada semacam cemoohan atau anggapan sinis bahwa orang-orang NU punya syahwat yang besar dalam politik, itu tidak bisa disalahkan karena pemikiran beliau memang menginspirasi," tandasnya.
Bahkan, menurut Gus Mus, KH Idham Chalid adalah pemegang tampuk kepemimpinan NU dalam waktu yang sangat lama sehingga pemikirannya sangat memengaruhi kalangan warga nahdliyin hingga ke lapisan paling bawah.
Karena kemampuan politik KH Idham Chalid itu pula, muncul kesan sampai saat ini bahwa orang-orang tanfidziyah lebih menonjol dibanding orang-orang di jajaran syuriah NU,” imbuhnya.
Kesan itu muncul sejak kepemimpinan KH Idham Chalid sebagai Ketua Umum Pengurus Besar NU (PBNU). Kesan tersebut semakin mengental sejak KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) memimpin organisasi Islam terbesar di Tanah Air itu.
"Beliau memang berkecimpung di perpolitikan, namun tidak lupa dengan ke-NU-annya. Karena itu, langkah politiknya selalu sejalan dan tidak pernah bertentangan dengan apa yang dicita-citakan NU," terangnya.
Sebagai buktinya, kata dia, Idham Chalid menjadi Ketua Umum PBNU termuda dan terlama yang secara tidak langsung membuktikan kepercayaan warga NU terhadap kiai kelahiran Setui, 27 Agustus 1922 itu.
Gus Mus bahkan sempat berkelakar bahwa mantan Presiden Soeharto mungkin berguru mengaji dengan Idham Chalid sehingga dia sanggup mempertahankan kekuasaannya dengan sangat lama.
"Lamanya Pak Harto menjadi presiden kan hampir sama dengan lamanya Pak Idham menjadi Ketua Umum PBNU. Jangan-jangan Pak Harto dulu 'ngajinya' sama Pak Idham," kata budayawan itu berkelakar.
Gus Mus mengaku sangat meneladani sosok Idham Chalid, terutama kemampuannya menjaga akhlak dan amaliyah selama bergelut di dunia politik. Hal itulah yang kini tidak banyak dimiliki kader-kader NU yang terjun di politik saat ini.(ant/adb)