Warta

Gus Sholah: Pemimpin NU Harus Tulus dan Ikhlas

Ahad, 14 Februari 2010 | 07:11 WIB

Palu, NU Online
Untuk memimpin NU sebagai organisasi Islam terbesar, seseorang harus memiliki niat yang tulus dan ikhlas. Demikian dinyatakan Pengasuh Pondok pesantren Tebuireng Jombang KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah) di Palu, sabtu (13/2). Menurut tokoh yang didukung oleh banyak untuk maju sebagai calon Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini, Ke depan NU harus fokus dalam urusan pendidikan dan ekonomi rakyat.

"NU sebagai organisasi yang besar tersebut hanya kuat di beberapa daerah tertentu. Karena itu diperlukan perubahan paradigma NU. Kita organisasi kemasyarakatan tapi paradigmanya organisasi politik. Kita harus tinggalkan paradigma ini," ujar adik kandung Pengasuh Pondok Pesantren Ciganjur KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini.<>

Lebih lanjut Gus Sholah menjelaskan, sebagian besar dari penduduk miskin di Indonesia adalah warga NU. Secara sosial politik, mereka termasuk kelompok ekonomi lemah yang bergerak disektor buruh migran, petani, dan pedagang kaki lima.

"Politik tetap penting tetapi politik kemaslahatan, bukan politik kepartaian" tegasnya.

Gus Solah mengungkapkan, NU ke depan harus menjadi kekuatan masyarakat sipil, salah satu upaya penguatan itu adalah perjuangan kesejahteraan warga NU.

"Kalau dulu Gus Dur memperjuangkan demokrasi, kita sekarang perjuangkan ekonomi. Kalau dulu Gus Dur melawan pemerintah, maka kita sekarang bekerja sama dengan pemerintah," terangnya.

Ia menekankan, perbaikan organisasi NU mendatang diantaranya meliputi menghilangkan pragmatisme dalam bentuk politik uang dan menumbuhkan kembali ruh jihad NU yang saat ini sudah amat merosot. (min)


Terkait