Warta

IPNU Gelar Istighosah Kebangsaan Bersama 40 Ribu Pelajar

Selasa, 15 Maret 2011 | 09:29 WIB

Tangerang, NU Online
Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PP IPNU) dan Pimpinan Cabang  IPNU Tangerang menggelar Istighosah yang diikuti oleh 40 ribu pelajar se Jabodetabek untuk mendoakan keselamatan bangsa dan negara. Istighosah digelar sejak pukul 08.00 hingga 10.00 pada  Selasa (15/3) di Masjid Raya Al Ahdzom, Tangerang, Banten.

Hadir mantan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi, yang juga sebagai sekretaris jenderal ICIS (International Conference of Islamic Scholars). Hasyim Muzadi menekankan pentingnya moral (akhlak) bagi pelajar agar mempunyai kearifan sosial dan tidak mudah terprovokasi oleh perilaku anarkhis atas nama agama yang terjadi belakangan ini<>.

“Saya menghimbau anak-anak pelajar agar anda semua berpegang pada akhlakul karimah dan mengembangkan nilai toleransi (tasamuh). Jangan sampai kalian mudah tersulut oleh tindakan anarkis yang mengatasnamakan agama sebab hal itu akan mengancam kerukunan dan kebhinekaan bangsa,” katanya berpesan.

Lebih lanjut, Hasyim menilai mayoritas generasi muda saat ini telah mengalami krisis moral, sehingga memunculkan berbagai perilaku anarkis seperti tawuran dan mudah diinjeksi oleh pemahaman keislaman garis keras, fundamentalis yang tidak sesuai dengan Ahlussunnah Wal Jamaah.

“Karena itu untuk menjadi generasi unggul, pelajar harus rajin mengasah pikiran, emosi dan spiritualnya agar mampu bersikap arif terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi,” tambah pengasuh pesantren Al-Hikam Malang ini.

Ketua Umum PP IPNU, Ahmad Syauqi mengatakan, selain untuk mendoakan keselamatan bangsa dan negara, istighosah dan dzikir pelajar ini dijadikan sarana kontemplasi pelajar dalam bersikap dan bertindak agar meneladani moral Rasulullah, para sahabat dan wali songo.

“Akhir-akhir ini bangsa dan negara kita sedang mendapatkan cobaan dan ujian berat. Selain banyaknya bencana alam, secara sosial masyarakat kita telah mengalami beragam konflik horizontal, utamanya terkait sentimen keagamaan. Karenanya, istighosah ini juga kami jadikan momentum menyadarkan para pelajar dari pemahaman keagamaan yang tidak ramah realitas,” tutur Syauqi.

Syauqi sengaja memilih acara istighosah, terutama sebagai upaya untuk menjaga tradisi NU sekaligus memberikan penyegaran spiritual bagi pelajar agar mereka terbentengi dari sikap-sikap radikalistik atas nama agama yang kerap memicu kekerasan.

“Pelajar harus mengerti tentang pentingnya kerukunan dan kebersamaan sebagai sesama generasi muslim dan penerus kepemimpinan bangsa ke depan. Kami tidak ingin virus radikalisasi kian jauh masuk ke dunia mereka. Jangan sampai generasi muda kita selalu diajari memecahkan masalah dengan cara-cara kasar dan anarkhis.” ungkap Syauqi.

Dan yang terpenting lanjut Syauqi, istighosah kali ini didedikasikan agar negeri ini selamat dari bermacam konflik dan bencana.(amf)


Terkait