Warta

Jam'iyyah NU Belum Kokoh

Jumat, 16 Juni 2006 | 05:18 WIB

Jakarta, NU Online
Nahdlatul Ulama (NU) sesunguhnya belum dapat dikatakan kokoh berdiri sebagai jam'iyyah (organisasi formal) namun sebatas jama'ah (paguyuban biasa). Kekuatan-kekuatan NU belum mampu mengorganisir diri dengan baik, masing-masing bergerak sendiri-sendiri.

"Kalau diumpamakan NU ini truk mogok, kita yang jumlahnya besar sekali ini mendorongnya satu persatu secara bergantian. Sementara orang lain yang jumlahnya cuma limabelas orang mendorong secara bersama-sama," kata Ketua PBNU KH. Masdar Farid Mas'udi di Jakarta, Kamis (15/6).

<>

Menurut Masdar, kekuatan NU ada di tangan para kiai pemimpin pesantren. Para kiai memegang peran penting dalam mengembangkan pemikiran dan menetukan arah gerakan NU. Namun, kekuatan itu justru sering menjadi kelemahan karena tidak terorganisir dengan baik.

"Kelemahan NU ada dalam kekuatan itu. Para kiai tidak bisa kumpul bareng membicarakan persoalan bersama. Kebersamaan ini penting tidak hanya untuk yang muda-muda, saya kira, tetapi juga yang tua-tua. Kita sekarang sedang menghadapi persoalan yang sangat berat," kata Masdar.

Saat ini, lanjut Direktur P3M itu, pemikiran-pemikiran keagamaan yang tidak sesuai dengan faham keagamaan NU telah ada dan dianut oleh sebagian warga nahdliyyin, bahkan telah dianut oleh beberapa orang yang masuk dalam struktur keorganisasian NU. Pemikiran-pemikiran beraroma wahabisme dan sejenisnya itu telah semakin menguat.

"Itu sudah dekat di mata. Dulu Wahabi di Timur Tengah sana. Tetapi sekarang sudah ada di sini, di tengah-tengah kita. Kita perlu membaca kembali peta persoalan dari berbagai aspek. Harus ada langkah kongkret sehingga kita tidak hanya menghibur diri," kata Masdar. (nam)


Terkait