Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) turut berduka cita terhadap para korban terbakar dan tenggelamnya Kapal Motor Levina I beberapa waktu lalu. Organisasi kemasyarakatan Islam terbesar di Indonesia itu, Rabu (28/2) malam akan menggelar istighosah dan doa bersama untuk para korban tewas yang di antaranya termasuk dua wartawan televisi swasta nasional. Acara digelar di halaman Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta.
Demikian dikatakan Sekretaris Pimpinan Pusat (PP) Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Khoirul Huda Basyir di Kantor PBNU, Selasa (27/2) kemarin. Rencananya, acara tersebut bakal dihadiri Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi.
<>Selain itu, menurut Khoirul, kegiatan tersebut juga akan diikuti warga NU se-DKI Jakarta, Bogor, Tengerang dan Bekasi. ”Ini sebenarnya acara bulanan. Tapi karena kita sedang berduka akibat musibah Kapal Levina yang terbakar lalu tenggelam, acara ini juga untuk mendoakan para korban, termasuk kawan-kawan wartawan,” ungkapnya.
Khoirul menambahkan, selain menggelar doa bersama, pihaknya juga akan melakukan salat gaib yang juga ditujukan untuk para korban musibah Kapal Levina. ”Sebelum doa bersama, kita lakukan salat gaib dulu,” tutur alumnus Universitas Ibnu Saud, Jakarta itu.
PBNU, katanya, juga menyampaikan duka mendalam atas meninggal dan hilangnya puluhan orang dalam tragedi terbakar dan tenggelamnya Kapal Levina. Kegiatan doa bersama itu, katanya, adalah bentuk kepedulian dan empati warga NU terhadap para korban.
”Kita turut berbela sungkawa atas terjadinya musibah itu. Nggak kami sangka sama sekali, kawan-kawan wartawan juga turut menjadi korban. Mereka meninggal demi tugas sebagai jurnalis,” katanya.
Sebagaiman diketahui, Seherman wartawan Lativi meninggal dalam musibah tenggelamnya kapal Levina, Minggu lalu. Sementara, Guntur Syaifullah, wartawan SCTV hingga berita ini diturunkan belum diketemukan.
Lebih lanjut, Huda mengatakan, PBNU melalui LDNU senantiasa berdoa semoga arwah para korban terima di sisi Allah SWT. Untuk keluarga korban, PBNU mendoakan diberi ketabahan menerima musibah tersebut sebagai takdir Allah SWT. ”Semoga arwah mereka diterima di sisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan berlipat,” tuturnya. (rif)