Warta

Kang Said: Komitmen NU Menjaga Bangsa Tak Bisa Ditawar Lagi

Ahad, 10 April 2011 | 12:42 WIB

Jakarta, NU Online
Kondisi politik nasional yang kian panas tidak akan menyeret NU untuk bersikap inkonstitusional, sebaliknya NU akan menunjukkan konsistensinya menjunjung tinggi konstitusi. "NU paham konstitusi. NU akan kawal proses demokratisasi di Indonesia dengan menjunjung tinggi konstitusi," tegas Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj pada sambutan Pelantikan PWNU DKI Jakarta 2011-2015 di Hotel Sahid, Jakarta, 9 April 2011.

"Beri kesempatan Presiden SBY menyelesaikan tanggung jawabnya sampai 2014, setelah itu mari kita lakukan suksesi dengan fair, selanjutnya siapa yang dipercaya rakyat. Kecuali jika Presiden benar-benar melakukan pelanggaran serius atas UUD 45 itu soal lain," tambah Kang Said. Tampak hadir Taufiq Kiemas (Ketua MPR RI), Suryadharma Ali (Menteri Agama RI), dan lainnya.<>

Alumnus Ummul Quro Makkah ini menjelaskan bahwa konsistensi sikap NU ini semata-mata karena bentuk pembelaan dan menjaga tanah air. "Pada 1936, NU menyepakati bentuk negeri ini sebagai Darussalam, negeri yang damai, bukan Darul Islam atau negara Islam," lanjut Kiai kelahiran Cirebon ini.

Bahkan ketika merumuskan Pancasila pun, NU melalui perwakilannya KH Wahid Hasyim juga menyepakati dihapusnya "tujuh kata" dari Piagam Jakarta, yakni mengamalkan syariat Islam bagi pemeluknya. Dan saat yang sangat bersejarah bagi NU dan bangsa ini adalah ketika KH Hasyim Asy'ari mengeluarkan Resolusi Jihad, yakni membela tanah air sama dengan membela agama dan Rasulullah.

"Jadi NU sangat berperan dalam mendirikan bangsa ini. Jangan dianggap NU hanya bisa tahlilan saja," ujar Kang Said yang disambut tawa hadirin. Ia melanjutkan, bahwa komitmen NU terhadap Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika sudah final. "Komitmen NU bukan hanya basa-basi, tapi sudah menjadi keyakinan," tegas Kang Said meyakinkan hadirin. (bil)


Terkait