Warta

KANU Libya Gelar Do'a Bersama dan Peringatan Harlah NU

Sabtu, 21 Januari 2006 | 12:48 WIB

Tripoli, NU Online
Sebagai wujud kebanggaan Nahdliyyin terhadap jam’iyahnya, KANU (Keluarga Nahdlatul Ulama) yang merupakan wadah organisasi Nahdliyin di Libya, pada Kamis malam Jum’at 19/01/06, menyelenggarakan harlah NU yang ke-80. acara peringatan harlah ini merupakan yang perdana sejak berdirinya KANU pada bulan November 2005.

Pada awalnya, peringatan harlah akan diselenggarakan tanggal 31 Januari, namun karena pada tanggal 28 Januari, para mahasiswa NU yang mayoritas merupakan anggota KANU akan melaksanakan ujian tengah semester, akhirnya para pengurus mengambil kebijakan untuk memajukan peringatan harlah dan sekaligus memanjatkan do’a bersama untuk kelancaran dan kesuksesan dalam ujian.

<>

Peringatan harlah NU ini dimulai setelah shalat Isya’ dan bertempat di apartement Rais Syuri’ah KANU, H. Ahmad Faiz Irsyad, Lc. Kendati cuaca dingin pada malam itu sangat menusuk tulang, tetapi hal itu tidak menjadi penghalang dan menyurutkan semangat mahasiswa NU untuk menghadirinya.

Sederhana tapi penuh khidmat. Itulah gambaran acara tersebut. Bertindak sebagai pembawa acara saudara Ramdhani Hamzah. Pembacaan tahlil dipimpin oleh Moch Mahrus Mujahid, mahasiswa baru asal Indramayu, alumni PP. Lirboyo Kediri. Sedangakan do’a dipimpin oleh Rais Syuri’ah KANU, H. Ahmad Faiz Irsyad, Lc. Setelah pembacaan do’a, acara dilanjutkan dengan taushiah yang disampaikan oleh Ketua Tanfidz KANU, Mochammad Syihabuddin AM.

Dalam taushiahnya, Cak “mad” Syihab,- demikian mahasiswa asal Jombang Jatim ini biasa dipanggil – mengutip sebuah ayat dalam surat Al-Hasyr ayat 18 yang intinya menganjurkan seseorang untuk bertaqwa dan “menoleh ke belakang” sebagai barometer untuk menatap masa depan yang lebih baik. Setalah menjelaskan kandungan ayat tersebut, alumni Madrasatul Qur’an Tebuireng Jombang ini, menyampaikan sejarah kedua “Founding Father” Nahdlatul Ulama’, KH, Hasyim Asy’ari dan KH. Wahab Hasbullah. Suatu ketika Kyai Wahab sowan ke Kyai Hasyim, namun beliau tidak langsung masuk ke kediaman Kyai Hasyim, melainkan langsung menuju sumur yang berada di belakang “ndalem” dan mengisi bak air yang berada di tempat itu. Beliau tidak akan berhenti mengisinya walaupun bak air sudah penuh sebelum diperintah berhenti oleh KH Hasyim Asy’ari.

Gambaran cerita tersebut menunjukkan bahwa NU yang beliau dirikan akan terus berkembang seperti tumpahan air yang mengalir dari bak air tersebut, walaupun keberadaan NU sudah ditinggalkan oleh para pendirinya.

Di penghujung acara, sembari menikmati hidangan yang tersedia, acara dilanjutkan dengan ta’arruf yang disampaikan oleh 2 anggota baru KANU. Dalam ta’arruf, keduanya merasa bangga dengan adanya wadah organisasi Nahdliyyin ini, bahkan salah satunya mengatakan “ Pada malam ini saya sangat bangga dan gembira. Setelah satu bulan di Libya, ternyata saya baru tahu kalau disini ada komunitas saya yang “se-iman”. Sepontan saja penuturan polos “se-iman” mahasiswa asal Cianjur ini membuat para hadirin tertawa terbahak-bahak.
 
Kontributor Libya : Moch Syamsuddin AM.


Terkait