Sejak Jamaah Indonesia gelombang pertama kloter terakhir (Surabaya 42) mendarat di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah al-Munawwaroh, tanggal 27 Oktober lalu, Kepadatan jamaah di Madinah mulai tampak berkurang. Hal ini dikarenakan jamaah haji Indonesia terus berangsung-angsur bertolak menuju Makkah al-Mukarromah.
Sementara, Jamaah haji Indonesia gelombang kedua yang terus diberangkatkan dari Tanah Air, tidak lagi singgah terlebih dahulu di Madinah. Mereka langsung menuju Makkah untuk menunaikan ibadah umroh dan berhaji.
/>
Baru setelah musim haji selesai (tgl (15 Dzulhijjah), mereka akan berangkat menuju Madinah untuk berziarah dan melaksanakan Sholat Arbain. Dengan demikian, jumlah jamaah haji Indonesia di madinah secara pasti mulai susut.
Meski sangat mungkin jamaah haji dari negara-negara lain masih terus berdatangan ke Madinah, namun tampak jelas, penyusutan jamaah haji Indonesia ini sangat mempengaruhi kepadatan jamaah haji di Madinah. Madinah pekan ini, tak lagi seramai pekan-pekan sebelumnya, terutama di kawasan Markaziyah yang berpusat di Masjid Nabawi.
Pekan kemarin, setiap Sholat Maktubah (Sholat lima waktu), jamaah sudah penuh hingga pintu luar Masjid sejak adzan belum berkumandang. Pekan ini, sudah hampir Iqomat, jamaah masih bisa memasuki Masjid Nabawi dengan melenggang.
"Di Bir Ali, yang merupakan pintu terakhir pemberangkatan jamaah haji gelombang pertama menuju Makkah, para petugas terus memberangkatkan jamaah. Bahkan kadang-kadang sampai delapan belas atau sembilan belas kloter," kata Kholid, Ketua Sektor Birr Ali. (min/Laporan langsung Syaifullah Amin dari Arab saudi)