Warta

KH SAHAL MAHFUDZ : SUDAH SAATNYA NU MANDIRI

Sabtu, 10 September 2005 | 10:35 WIB

Bogor, NU Online Selama ini dalam menjalankan kegiatan organisasinya, NU masih sangat tergantung pada bantuan dana dari pihak lain, padahal dalam usianya yang ke 80 ini seharusnya NU harus sudah mandiri, agar NU bisa menjadi organisasi yang mandiri dan berwibawa. Ke depan NU harus mampu mengubah posisi dari yadussufla (peminta-minta) ke posisi yadul ulya (pemberi). Perubahan posisi itu mensyaratkan NU untuk kreatif menciptakan berbagai gagasan dan kreatif dalam mengumpulkan dana. Demikian khutbah iftitah Rais Aam Nahdlatul Ulama Kyai Sahal dalam acara pembukaan Pleno PBNU I di Hotel Salak, Bogor, 9 September 2005. Pleno yang diikuti oleh seluruh pengurus PBNU baik Mustasyar, Syuriyah dan tanfidziyah serta seluruh lajnah, lembaga dan badan otonom PBNU itu merumuskan berbagai program yang direncanakan lima tahun ke depan, agar masing masing bisa berjalan sinkron dan tidak tumpang tindih. Selanjutnya Kyai Sahal berharap agar selain menjawab persoalan situasi nasional seperti hubungan antar umat beragama, soal kelangkaan BBM serta implikasinya terhadap ekonomi rakyat, kyai Sahal menandaskan agar persoalan ekonomi warga NU dijadikan fokus dalam pemberdayaan rakyat yang dirancang oleh PBNU nantinya, sebab dengan demikian kualitas warga NU dan bangsa Indonesia bisa diperbaiki. Dengan demikian NU tidak tergantung pada pihak lain, sebaliknya NU dibutuhkan oleh pihak lain, tidak hanya dalam pemilu saja, tetapi dalam setiap saat. Dengan cara ini NU bisa memimpin bangsa tidak hanya dipimpin dan digerakkan orang lain, tapi bisa menjadi faktor penggerak dinamika bangsa. Demikian menurut Kyai Sahal yang diungkap dalam acara pembukaan Pleno tersebut. (nu1)


Terkait