Warta

Khofifah: Ada Upaya Dekonstruksi Peran NU

Ahad, 16 Agustus 2009 | 13:12 WIB

Surabaya, NU Online
Menjelang digelarnya Muktamar ke-32 Nahdlatul Ulama (NU), di Sulawesi Selatan, banyak pendapat mengenai figur yang cocok memimpin ormas Islam terbesar di Indonesia itu. Namun, Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa meminta agar pihak yang memberikan analisis juga memahami lebih dulu NU.

Banyaknya analisis mengenai figur tertentu, diduga Khofifah, karena ada upaya mendekonstruksi terhadap peran NU. Karena itu, mantan calon gubernur Jawa Timur ini mengimbau pihak-pihak yang tidak mengerti NU lebih baik diam saja.<>

"Jangan membuat analisa-analisa yang malah menggelikan bagi orang NU," imbuhnya, saat penutupan Lomba Administrasi dan Produk Unggulan Kelompok Usaha Mandiri PW Muslimat NU Jatim, di gedung PKK Jatim, Surabaya, Minggu (16/8) seperti dilansir beritajatim.com.

Khofifah tidak dapat menyebutkan siapa figur yang cocok memimpin NU ke depan. Namun, mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan di era Abdurrahman Wahid ini menyatakan, karena NU berbasis grassroot (massa akar bawah), maka diperlukan pemimpin yang memiliki kemauan dan kemampuan melayani.

"Bukan figur yang pemikir dan suka berwacana. Itu karena NU bukan lembaga penelitian dan sebuah institut. Kalau ingin menjadi pemikir ada di International Conference on Islamic Scholars (ICIS). Kalau ketua umum PBNU, haruslah orang yang maksimalkan fungsi pelayanan. Rakyat butuh disapa dan dilayani," tandas Khofifah. (min)


Terkait