Warta

Khofifah Minta Muslimat NU Tingkatkan Peran

Jumat, 27 April 2007 | 07:11 WIB

Pamekasan, NU Online
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Khofifah Indar Parawansa mengingatkan kepada warga Muslimat NU untuk memperhatikan pendidikan, kesehatan, sosial, dan dakwah. Sekurang-kurangnya, di lingkungan sekitar Muslimat NU. Sebab, katanya, kebesaran NU akan terus berkembang kalau ditopang oleh kiprah anggotanya.

Pernyataan Khofifah disampaikan dalam ceramahnya di hadapan ribuan warga Muslimat NU dan undangan yang hadir di halaman kantor Muslimat NU Jalan R Abd Aziz, Pamekasan, Jawa Timur, Rabu (25/4) lalu.

<>

Menurut dia, sebagai Ketua Umum PP Muslimat NU, dirinya pantas menyampaikan hal tersebut kepada anggota Muslimat. Ini agar Muslimat lebih punya peran di masyarakat sekitarnya. Sehingga, Muslimat NU dapat membangun jaringan, merambah kader, dan keutuhan semakin besar ditopang oleh akar yang kuat.

Peran Muslimat NU diharapkan lebih terlihat dalam membantu perkembangan bangsa Indonesia. “Saya yakin, Muslimat NU Pamekasan juga turun tangan dalam mengatasi buta huruf,” ujarnya.

Dalam Harlah Muslimat NU ke-61 ini, Khofifah menceritakan betapa NU di Herzegovina mendapat tempat. Dia mencontohkan, pada saat dialog dengan seorang Syeikh Tamim di Herzegovina, Khofifah mengaku mendapat pujian karena NU dinilai telah memopulerkan teologi Asy’ariyah di Indonesia.

Bahkan, kenangnya, secara berkelakar mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan di era Presiden KH Abdurrahman Wahid itu diminta membuka Pengurus Cabang Muslimat NU di Herzegovina. “Apa yang saya sampaikan hanya cerita, sekadar menjelaskan NU itu besar,” katanya.

Menurut anggota DPR RI ini, kebesaran NU yang di dalamnya terdapat Muslimat NU, tidak berkembang pesat tanpa disertai kiprah. Karenanya, ada beberapa hal yang dapat dilakukan Muslimat NU dalam jangka pendek, menengah, dan jangka panjang, agar NU lebih berkeringat.

Contoh paling sederhana, katanya, Muslimat NU dapat turun ke desa-desa mengadakan bakti sosial. Di antaranya, sebentuk khitanan masal karena NU memiliki poliklinik. Khitanan ini memang sepintas sesuatu yang kecil, tetapi silaturahim antarmanusia yang dibangun Muslimat NU melalui media yang sederhana itu, amat bermakna.

Hal lain yang penting dilakukan Muslimat NU, membantu pemerintah dalam menuntaskan buta aksara. Meski tidak hafal berapa jumlah penderita tuna aksara di Indonesia, namun di Pamekasan diyakini Khofifah masih ada warga yang tuna aksara. Muslimat NU sebagai satu lembaga yang tersebar dari kota, kecamatan, desa, dan dusun-dusun, dapat memanfaatkan jaringan sebagai bentuk partisipasi kepada masyarakat.

Selain itu, Muslimat NU dapat memberdayakan ekonomi yang dimulai dari internalnya dan dapat menjangkau luas bila kelak lembaga ekonominya sudah mapan. “Percayalah, mulailah dari hal-hal yang kecil untuk sesuatu yang besar sekalipun,” ujarnya.

Hadir bersama Khofifah, antara lain Ny Sholahuddin Wahid, Hj Ully Soraya, pengurus PW Muslimat NU Jatim, PC Muslimat NU se-Madura, dan berbagai undangan. Hadir juga beberapa orang tokoh PKB, PKNU, perguruan tinggi, LSM, dan pihak terkait di lingkungan Pemkab Pamekasan. (gpa/sbh)


Terkait