Warta

Kiai Nuril: Jangan 'Ngrecoki' Ubudiyah Warga NU

Kamis, 3 April 2008 | 08:01 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Pengurus Pusat Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) meminta pihak-pihak tertentu untuk tidak mengganggu tradisi keagamaan (ubudiyah) warga Nahdlatul Ulama (Nahdliyyin). Upaya sebagian kalangan untuk membid'ahkan atau menganggap sesat ubudiyah warga NU tidak ada gunanya dan malah membuka ruang perdebatan mengenai persoalan-persoalan yang tidak terlalu penting (khilafiyah) dan tidak ada ujung-pangkalnya.

"Jangan ngrecoki kami. Masih banyak orang-orang tidak sholat yang perlu diurusi," kata Kiai Nuril di Kantor LDNU, Jakarta, Kamis (3/4), di sela-sela persiapan acara Halaqah Ulama dan Tokoh-tokoh NU Pasca Pelaksanaan Peringatan Harlah Ke-82 NU.<>

Sebelumnya, Kiai Nuril melakukan safari dakwah dan konsolisasi LDNU di beberapa daerah di Kalimantan dan Sumatera selama lima hari. Dikatakannya, warga Nahdliyyin di beberapa daerah mengaku gelisah dengan ulah beberapa kelompok yang mengusik ubudiyah yang telah lama dijalankan, seperti tahlil, istighotsah, ziarah kubur, dan maulid Nabi.

"Pada prinsipnya kita tetap menghadapi mereka (yang tidak senang dengan ubudiyyih Nahdliyyin, red) dengan penuh bijaksana karena yang diusik hanyalah masalah khilafiyah, bukan masalah yang mendasar yakni akidah. Kita akan tetap bersedia berdiskusi dan kita akan meluruskan mereka, kalau mereka bersedia. Akan tetapi tidak bersedia ya sudah, kita kerjakan ibadah sesuai dengan keyakinan masing-masing," kata Kiai Nuril.

Menurutnya, dakwah yang perlu dilakukan umat Islam di Indonesia adalah di bidang sosial dan kemasyarakatan. Umat Islam dari berbagai organisasi dan aliran (firqoh) bisa saling bahu-membahu melaksanakan aktivitas sosial-kemasyarakatan, bukan malah mundur ke belakang dengan memperdebatkan persoalan-persoalan khilafiyah.

"Kalau mereka berani dan merasa paling benar silakan saja ngomong ke Menteri Agama. Kita ini kan demokratis. Jangan gembar-gembor kesana-kemari dan malah bikin gelisah umat," katanya. (nam)