Warta

Kiat Khusyu’ Beribadah di Masjid Nabawi

Jumat, 8 Oktober 2010 | 19:01 WIB

Madinah, NU Online
Masjid Nabawi adalah Masjid tempat Rasulullah SAW memimpin para sahabatnya untuk mendirikan sholat, berkhutbah, mengajarkan hadits dan memusyawarahkan urusan-urusan umat Islam. Berturut-turut hingga selama kepemimpinan Khulafaur Rasyidin (Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali), Masjid Nabawi tetap menjadi jantung perkembangan Islam, sebelum akhirnya dipindahkan oleh Muawiyah ke Damaskus.

Kini Masjid Nabawi menjadi tujuan penting kedua bagi umat Islam sedunia setelah Masjidil Haram di Makkah dengan Ka’bah sebagai Pusatnya. Di dalam Masjid Nabawi inilah dimakamkan jasad Rasulullah SAW, sehingga Masjid ini memiliki sebuah peran yang tak tergantikan, yakni tempat umat Islam berziarah kepada Nabinya. Dan karena ini pula, Masjid Nabawi selalu menyimpan pesona religinya tersendiri.<> 

Bila Anda sedang berada di Masjid Nabawi Madinah, pastikan Anda dapat beribadah dengan tenang dan khusyu’ tanpa gangguan dari apa pun. Bila Anda beruntung berada dalam posisi yang tepat di dalam Masjid Nabawi, maka hampir bisa dipastikan Anda akan betah berlama-lama dan tidak ingin beranjak dari sana.

Salah satu keistimewaan Masjid Nabawi adalah Roudhoh (Tempat antara kamar Rasulullah SAW dan Mimbar Masjid Nabawi). Tempat ini memiliki pesona dan daya tarik tersendiri bagi umat Muslim yang ingin mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Makam Rasulullah SAW dan Raudhah merupakan alasan terkuat bagi seluruh umat Muslim di dunia untuk mengunjungi kota Madinah, khususnya Masjid Nabawi. Karenanya, bila Anda sedang berada di Masjid Nabawi, maka pastikan Anda dapat sholat dan berdoa dengan khusyu’.

Berikut ini adalah tips-tips yang dapat anda terapkan untuk dapat beribadah dengan khusyuk di Masjid Nabawi, terutama pada waktu-waktu terjadinya kepadatan jamaah, seperti ketika Sholat Jum’at.

Hal pertama yang mesti Anda perhatikan adalah luas ruangan dalam Masjid Madinah yang secara keseluruhan “hanya” berkisar 98.326 m2 dengan kapasitas 178.000 Jamaah. Ini Artinya, secara matematis ruangan dalam Masjid Madinah tidak dapat menampung seluruh jamaah haji Indonesia (tahun 2010 sekitar 221.000 jamaah). Belum lagi bila ditambah dengan jamaah haji dari seluruh dunia. Maka Anda harus datang lebih pagi untuk Sholat Jum’at pada musim haji, jika tidak ingin sholat di halaman luar dengan payung sebagai peneduh dari panas dan angin.

Selain datang lebih pagi, hal kedua yang juga harus Anda perhatikan adalah memilih tempat duduk yang bukan berada di jalanan jamaah agar tidak sering dilangkahi orang lain. Tempat-tempat yang biasanya di jadikan jalanan adalah tempat-tempat di sekitar galon-galon zam-zam di dalam Masjid Nabawi, tempat-tempat di sekitar rak-rak Al-Qur’an dan dan di sekitar jalanan yang telah ditandai oleh pengelola Masjid Nabawi. Mungkin sebaiknya Anda bisa memilih tempat-tempat di depan atau di belakang tiang-tiang bangunan Masjid yang kekar, indah dan sejuk.

Selain indah dan memberikan rasa nyaman, tiang-tiang ini juga sejuk menghindarkan jamaah dari terlalu sering dilangkahi oleh orang lain. Tiang-tiang ini merupakan sumber sanitasi utama udara  di seluruh ruangan Masjid. Udara dingin keluar dari “akar-akar” pilar dari tembaga berlobang yang dilalui udara dingin. Melalui lobang-lobang di “akar” pilar ini, angin-angin dingin dari AC central didistrubusikan ke seluruh ruangan Masjid Nabawi.

Persiapan yang sangat penting yang juga harus diperhatikan oleh jamaah adalah persiapan mensucikan diri. Karena keterbatasan tempat wudhu, sebaiknya, para jamaah sudah mengambil wudhu sejak dari maktab atau pemondokan. Dengan telah mengambil air wudhu sejak dari pemondokan, maka akan semakin sedikit energi yang terkuras untuk hal-hal yang seharusnya dapat dihindari. Jika jamaah telah suci sejak dari pemondokan, maka tidak perlu mengantri berjubel dengan orang-orang dari berbagai negara hanya untuk sekedar buang air kecil. Selain menguras menghabiskan waktu dan tenaga, aktivitas ini juga sangat mengurasa emosi, karena perbedaan budaya antar jamaah dalam aktifitas dan penggunaan kamar mandi/WC.

Nah, yang terakhir adalah jangan kaget jika sewaktu-waktu para pengelola Masjid Nabawi mengusir kita atau seorang jamaah karena akan memasang satir atau pembatas untuk bagi jamaah puteri/wanita. Cukup berpindah dan pilih tempat paling ideal seperti semula atau mungkin anda bisa memilih mengantri untuk berdoa dan bermunajat di Raudhah atau mengantri di ziarah di Makam Rasulullah SAW beserta dua sahabatnya Abu Bakar dan Umar Radhiyallahu Anhuma.

Satu hal yang tak kalah penting adalah, jangan mengganggu seekor merpati pun, meskipun burung ini terkadang dapat kita temui asyik terbang atau hinggap di gantungan-gantungan lampu. Mengganggu seekor burung merpati, meskipun di dalam Masjid Nabawi Madinah, akan mengundang orang lain untuk menegur kita. (min/Laporan Langsung Syaifullah Amin dari Arab Saudi)


Terkait