Warta

LDNU Wilayah Diminta Perkuat Diri

Senin, 22 Januari 2007 | 10:30 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua LDNU KH Nuril Huda meminta kepada pengurus wilayah NU dari seluruh Indonesia agar memperhatikan keberadaan PW LDNU di daerahnya masing-masing. “Jika belum berdiri, supaya dibentuk dan nanti dilaporkan kepada kami,” tuturnya dalam pertemuan antara PBNU dengan PWNU beberapa waktu lalu.

Berdasarkan keputusan Muktamar NU ke 31 di Solo, pendirian lembaga di daerah merupakan wewenang pengurus wilayah NU setempat, bukan lagi wewenang pengurus lembaga di tingkat pusat. Jika keberadaan sebuah lembaga dirasa mendesak, maka pengurus wilayah diharap segera membentuknya.

<>

Kyai asal Lamongan tersebut menjelaskan bahwa saat ini keberadaan LDNU sebagai lembaga yang bertugas menjalankan misi dakwah di lingkungan NU dirasa semakin mendesak. Upaya konsolidasi terus dilakukan untuk meningkatkan kapasitas organisasi. Berbagai tantangan baru yang dihadapi membuat LDNU harus semakin sigap.

Kebebasan yang muncul pasca reformasi telah memunculkan berbagai corak aliran agama. Banyak diantara aliran-aliran agama tersebut yang berusaha mendiskreditkan NU dan mengklaim bahwa ajarannya yang paling benar.

Mensikapi keadaan ini Ketua Umum PBNU juga telah menegaskan agar pengurus wilayah NU memprioritaskan perkembangan beberapa lembaga seperti LDNU, Lembaga kesehatan, lembaga wakaf, dan lembaga pendidikan.

Kyai Nuril menjelaskan saat ini baru terdapat 28 pengurus wilayah LDNU dari 33 wilayah NU. Eksistensi PW LDNU ini juga penting sebagai bagian dari jaringan dalam program yang digalang oleh LDNU dengan pemerintah seperti program dai pesisir dengan menteri kelautan dan perikanan dan program dai transmigrasi dengan program tenaga kerja dan transigrasi serta program penanggulangan penyakit campak dengan UNICEF.

Pada bulan April mendatang, LDNU direncanakan akan menyelenggarakan rakernas dengan mengundang seluruh pengurus wilayah yang akn membahas strategi pengembangan dakwah.

Perlu Tingkatkan Semangat dan Keikhlasan

Upaya dalam menghadapi tantangan baru dalam berdakwah harus dihadapi. Kyai Nuril menilai secara ilmu para dai dari kalangan NU tak kurang, tetapi semangat dan keikhlasan dalam menjalankan dakwah yang perlu ditingkatkan. Dai dari kelompok lain tidak diundang malah datang, bahkan meminta tempat untuk bisa berceramah. Sebaliknya, dai dari kita diundangpun belum tentu datang.

“Bagaimana kita bisa mengembalikan semangat NU seperti tahun 1926. Mbah Wahab sampai menjual kalung istrinya untuk kepentingan NU,” tandasnya.

Kelompok-kelompok tersebut berusaha merubah ajaran dan menguasai masjid yang dulunya dijalankan dengan tradisi NU. Bermacam strategi dijalankan, termasuk menyediakan cleaning service gratis yang sudah terlatih. Lalu setelah beberapa lama, cleaning service tersebut berusaha mempengaruhi siapa saja yang akan berceramah dan memasukkan orang-orang tertentu sebagai takmirnya. Dan para akhirnya mereka akan menguasai masjid tersebut.

Untuk wilayah Jakarta, saat ini terdapat sekitar 3000 majelis taklim. LDNU kali ni baru membina 150-an majelis taklim. Mereka diundang setiap sebulan sekali guna meningkatkan kemampuan dakwahnya. (mkf)


Terkait