Warta

Lesbumi Kampanyekan Perdamaian lewat Musik

Senin, 14 Juli 2008 | 07:48 WIB

Jakarta, NU Online
Musik adalah perdamaian, inilah yang menginspirasi tiga lembaga yang berbeda, Lesbumi NU, Sokka Gakai Indonesia (SGI) dan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) untuk menggelar pertunjukan musik yang diharapkan bisa menjadi spirit perdamaian sekaligus jembatan kebudayaan antara Indonesia dan Jepang.

Pertunjukan yang digelar dalam konsep Religious Art Festival for Peace ini dilaksanakan di Jitec Mangga Dua, Minggu (13/7) malam. Ruangan yang biasa untuk pertunjukan seni ini dipenuhi oleh para pengunjung, yang sebagian besar didominasi oleh etnis China dan Jepang.<>

Sejumlah pertunjukan silih berganti ditampilkan mulai pukul 19.00 WIB, yang menggambarkan keragaman budaya Indonesia dan pentingnya persatuan untuk mencapai tujuan. Tarian Mambri dari Papua dengan gerak yang dinamis melambangkan keperkasaan para prajurit di medan laga. Sebagai tanda perdamaian, mereka menyerahkan panah dan menobatkan kepala suku, serta menari  dan menyanyi bersama sebagai tanda kebersamaan.

Anak-anak dari Sokka Gakai Indonesia tampil dalam drama musikal Annie yang bercerita tentang perjuangan anak-anak yatim piatu untuk meraih masa depan. Dipentaskan pertama kali tahun 1977,  drama musical ini telah mengklasik dan menyentuh hati banyak orang di dunia.

Sementara itu, Jakarta Taiko Club menampilkan komposisi yang menjadi lambing Edo Sukeroku Daiko. Kekuatan fisik sangat diperlukan untuk menabuh alat musik sejenis gendang, tetapi kelembutan dan kehalusan tak boleh ditinggalkan.

Barisan ibu-ibu dari SGI tampil membawakan angkung, alat musik dari bambu, yang sempat diklaim sebagai seni negeri tetangga. Mereka dengan apik memainkan komposisi lagu Bengawan Solo yang sudah melegenda dan sangat disukai masyarakat Jepang.

Seni tradisional lain yang ditampilkan adalah tari Betawi yang melukiskan kebersamaan, keceriaan, serta kecantikan untuk menyambut tamu. Para wanita itu menarikan kolaborasi gitek balen dan nyai kembang.

Dari lereng Gunung Merbabu, kelompok tari soreng Wargo Satuju menggambarkan kepiawaian dan kekompakan pasukan Ario Penangsang yang dikenal berwatak keras, tetapi bertanggung jawab. Dalam tarian tersebut, tersirat solidaritas sesama pasukan untuk mewujudkan perdamaian dalam bentuk sebuah gerakan yang kompak. Pada akhir cerita, Aryo Penangsang memberi aba-aba agar prajuritnya bis meneruskan jejak sebagai orang yang berani membela negara.

Seni pertunjukan yang kolosal yang memadukan semangat, kekuatan dan persatuan hati disajikan dalam koreografi yang dinamis dan unik dengan latar musik yang menggugah dalam spirit of youth. Pertunjukan ini mendapat aplaus panjang dari para hadirin.

Jajaran penyanyi yang tampil pada malam itu adalah Iwal Fals, Cici Paramida Senno Haryo, Dharma Oratmangun serta para pemenang Indonesian Idol dengan iringan kelompok musik Ki Ageng Ganjur.

Sokka Gakai merupakan sebuah gerakan yang berakar dari filsafat Buddisme Nichiren Daishonin yang menekankan pada hubungan yang dalam antara kebahagiaan diri sendiri dan kebahagiaan orang lain. Saat ini Sokka Gakkai sudah berdiri di 190 negera. SGI aktif dalam mengupayakan perdamaian, kebudayaan, dan pendidikan di Indonesia berlandaskan semangat ‘revolusi manusia’, yaitu mengubah nasib lingkungan masyarakat, Negara, dan akhirnya dunia melalui perubahan akar kecenderungan negative dalam diri sendiri demi tercipta dunia yang damai.  (mkf)


Terkait