Warta

Madrasah Kekurangan 120.335 Guru

Kamis, 23 Februari 2006 | 02:45 WIB

Jakarta, NU Online
Dirjen Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama, Yahya Umar PhD mengatakan, sejak tahun 2005 lalu, pihaknya mengalami kekurangan guru madrasah yang jumlahnya mencapai 120.335 orang. Meski terjadi, sejak tahun lalu, masalah tersebut hingga kini belum dapat dipecahkan
 
”Itulah ketidakadilannya, mestinya jangan hanya yang di Depdiknas saja yang guru-guru honorernya diangkat,” kata Dirjen Kelembagaan Agama Islam, Depag Yahya Umar sebelum mengikuti Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi VIII DPR, di Jakarta, Rabu (22/2) kemarin.

kekurangan sejumlah 120.335 itu meliputi, 38.571 untuk Madrasah Ibtidaiyah (MI), 60.062 guru untuk Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan 21.702 untuk Madrasah Aliyah (MA). Sedangkan guru madrasah yang tersedia totalnya hanya 524.679 orang, meliputi 215.439 untuk MI, 218.799 untuk MTs dan 90.441 untuk MA.
 
Kekurangan guru itu, lanjut Yahya Umar, paling banyak terdapat di Jawa Timur yang mencapai 18.649, disusul Jawa Barat dengan 16.223 dan Jawa Tengah pada peringkat tiga dengan 15.822 orang. Dikatakanya, berbeda dengan sekolah umum di bawah Depdiknas, madrasah di bawah koordinasi Depag sejumlah 91,6 persen adalah milik masyarakat atau swasta, sementara sisanya 8,4 persen milik pemerintah.
 
”Tapi bukan berarti tidak boleh dibantu, justru mereka yang telah menolong pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dengan modal yang minim,” katanya. Jika dibandingkan kekurangan guru antara madrasah swasta dan negeri, kekurangan guru di madrasah negeri hanya sebanyak 30.924, sedangkan di madrasah swasta mencapai 89.411 orang.

<>

Yahya Umar mengakui, rendahnya kualitas madrasah disebakan modal masyarakat minim dalam mendirikan lembaga pendidikan, sehingga hal itu berpengaruh pada kualitas muridnya.”Sesuai dengan data yang dimiliki Depag, kualitas kelulusan madrasah lebih rendah dibanding sekolah umum,” ungkap Mantan Kepala Pusat Pengujian Depdiknas tersebut.
 
Misalnya, pada tahun ajaran 2004/2005 tingkat kelulusan MTs hanya 79,20 persen, sementara kelulusan pada SMP mencapai 80,52 persen. Begitu pula dengan MA yang hanya 71,35 persen, sementara SMA dan SMK mencapai 74,39 persen. Kelulusan madrasah dan sekolah umum tersebut diukur dengan standar kelulusan 4,26.(amh/da)


Terkait