Warta

Menag Bersikukuh Ahmadiyah Sesat, PBNU Minta Pemerintah tidak Ikut Campur

Senin, 24 April 2006 | 07:58 WIB

Jakarta, NU Online
Menteri Agama Maftuh Basyuni menyatakan dirinya tidak merasa bersalah atas pernyataannya bahwa Ahmadiyah adalah aliran yang sesat dan menyesatkan. Menurutnya, Departemen Agama (Depag) tidak perlu meminta maaf karena pernyataan yang disampaikannya itu adalah sesuai dengan ajaran Islam itu sendiri.

“Islam adalah harga mati; bertuhan satu dan bernabikan Muhammad. Kalau ada lagi berarti sesat,” kata Menag usai menerima rombongan Front Penanggulangan Ahmadiyah dan Aliran Sesat (FPAS), di kantor Departemen Agama, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Senin (24/4). Dirinya bahkan menantang pihak-pihak yang tidak menyetujui sikapnya untuk mengajukan gugatan perkara ke pengadilan.

<>

FPAS mendatangi kantor Depag untuk menyatakan dukungan kepada menteri agama. Rombongan dipimpin oleh Ketua umum FPAS Ahmad Sumargono. Mereka yang ikut menyampaikan dukungannya antara lain, Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Husein Umar, Ketua Umum Komite Indonesia untuk Solidaritas Umat Dunia Islam Abdul Rasyid Abdullah Syafi’i, dan pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang KH. Yusuf Hasyim.

FPAS menyatakan, Ahmadiyah bukanlah bagian dari agama Islam. Ahmadiyah dinyatakan sesat oleh dunia Islam. “Maka penegasan menteri agama bahwa Aliran Ahmadiyah sesat dan menyesatkan sudah benar dan tidak perlu diralat,” kata Abdul Rasyid.

Sementara itu Ketua Pengusus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Sid Aqil Siraj menyayangkan sikap Depag yang terlalu mengintervensi keberagamaan umat Islam. Dirinya juga kecewa terhadap pihak-pihak yang mamanas-manasi pemerintah dengan berbagai cara agar aliran-aliran yang tidak mereka setujui segera diberangus.

“Itu namanya menggunakan tangan kekuasaan untuk menghilangkan keyakinan yang tidak sama. Jangan seperti itu penyelesaiaannya. Kalau memang mereka bermaksud berdakwah, maka da’wah itu harus bil hikmah wal mauidzatul hasanah wa jadilhum billati hiya ahsan (dengan cara yang baik dan mengedepankan dialog: Red),” kata Said Aqil.

Said Agil menyatakan, alasan bahwa aliran Ahmadiyah dan ajaran Lia Aminuddin telah meresahkan masyarakat itu hanya dibuat-buat. “Kalau nanti mereka tidak setuju tahlilan ya apa kemudian mereka mengatasnamakan masyarakat kemudian mereka meminta pemerintah untuk membubarkan NU? Kita tidak perlu begitu, kecuali kalau mereka memusuhi kita,” katanya. (nam)


Terkait