Islamabad, NU Online
Munif Attamimi dan Agus Handoko dipercaya memimpin Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Pakistan periode 2008-2009. Masing-masing dipilih sebagai Rais Syuriyah dan Ketua Tanfidziyah melalui Konferensi Cabang (konfercab) III di Islamabad, Pakistan, Senin (16/6) kemarin.
Munif Attimi adalah ketua tanfizdiyah PCINU Pakistan periode sebelumnya. Sedangkan Agus Handoko merupakan mahasiswa Program Pascasarjana Ilmu Tafsir pada Universitas Islam Internasional, Islamabad. Demikian dilaporkan Kontributor NU Online, M. Afifuddin Muchith.<>
Ketua Mustasyar PCINU Pakistan, M. Niam Soetaman, mengajak kalangan Nahdliyin (sebutan untuk warga NU) Pakistan untuk tetap menjaga persaudaraan. “Jadikanlah PCINU Pakistan ini media kekeluargaan di antara kita dan jangan ada perasaan berat atau beban ketika berjamiyyah bersama NU,” ujarnya.
Pada konfercab yang dihadiri sekira 30 peserta itu, ia juga berharap, PCINU Pakistan dapat menjadi sarana pengkaderan agar lahir pemimpin-pemimpin yang mampu dan siap menghadapi masalah di masyarakat. Sekaligus keberadaannya bisa dirasakan manfaatnya.
Mantan Rais Syuriyah PCINU Pakistan, Muladi Mughni, mengatakan, jangan sampai keberadaan NU menjadi justru menjadi sumber konflik di dalam Islam sendiri. “Sebab, kurangnya komunikasi bisa menjadi masalah di organisasi,” ujar alumnus Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, itu. (rif)
Munif Attamimi dan Agus Handoko dipercaya memimpin Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Pakistan periode 2008-2009. Masing-masing dipilih sebagai Rais Syuriyah dan Ketua Tanfidziyah melalui Konferensi Cabang (konfercab) III di Islamabad, Pakistan, Senin (16/6) kemarin.
Munif Attimi adalah ketua tanfizdiyah PCINU Pakistan periode sebelumnya. Sedangkan Agus Handoko merupakan mahasiswa Program Pascasarjana Ilmu Tafsir pada Universitas Islam Internasional, Islamabad. Demikian dilaporkan Kontributor NU Online, M. Afifuddin Muchith.<>
Ketua Mustasyar PCINU Pakistan, M. Niam Soetaman, mengajak kalangan Nahdliyin (sebutan untuk warga NU) Pakistan untuk tetap menjaga persaudaraan. “Jadikanlah PCINU Pakistan ini media kekeluargaan di antara kita dan jangan ada perasaan berat atau beban ketika berjamiyyah bersama NU,” ujarnya.
Pada konfercab yang dihadiri sekira 30 peserta itu, ia juga berharap, PCINU Pakistan dapat menjadi sarana pengkaderan agar lahir pemimpin-pemimpin yang mampu dan siap menghadapi masalah di masyarakat. Sekaligus keberadaannya bisa dirasakan manfaatnya.
Mantan Rais Syuriyah PCINU Pakistan, Muladi Mughni, mengatakan, jangan sampai keberadaan NU menjadi justru menjadi sumber konflik di dalam Islam sendiri. “Sebab, kurangnya komunikasi bisa menjadi masalah di organisasi,” ujar alumnus Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, itu. (rif)
