Cuaca dingin Kota Madinah pagi ini begitu menusuk tulang. Tapi, bagi sejumlah jamaah haji, pagi hari adalah waktu untuk keluar dari pemondokan yang hangat untuk menuju Masjid Nabawi melaksanakan salat Subuh berjamaah.
Di saat semua orang tertidur lelap di balik selimut hangat di kamar-kamar pemondokan, dua nenek renta itu berjalan tertatih-tatih menuju Masjid Nabawi untuk melaksanakan salat Subuh. Hanya ditopang sebuah tongkat, dua nenek renta asal India dan Turki itu tetap berjalan perlahan namun pasti menapaki pinggiran Jalan Malik Fahd Madinah.
/>
Seorang nenek berkebangsaan Turki bahkan hanya menggunakan payung untuk menopang tubuhnya yang sudah tidak lagi tegak. Hal yang sama pun dilakukan si nenek asal India. Bagi orang yang seusia dua nenek renta itu, mungkin melaksanakan salat di kamar pemondokannya bisa menjadi rukhsoh (keringanan) karena kondisi fisik yang sudah tidak lagi kuat.
Tapi, keringanan itu tak diambil kedua nenek itu. Meski hawa dingin menusuk tulang kedua nenek itu tetap melangkahkan kaki menuju Nabawi. MCH sempat tertegun melihat kedua nenek yang sudah renta itu tetap berjalan menuju masjid.
Malu rasanya hati ini, melihat kedua nenek yang seolah-olah langkahnya lebih muda dari kenyataan usianya. Malu, karena usia muda ini seolah lebih nyaman berada di balik selimut tebal di hotel tempat kami menginap. Aih malunya sama kedua nenek itu.
Panggilan Allah untuk melaksanakan salat di masjid mengalahkan hawa dingin dan tubuh yang sudah tegak untuk tetap berjalan menuju rumah Allah. (min/KEMENAG)