Padang, NU Online
Nahdlatul Ulama (NU) sangat menghargai budaya lokal. NU yang berpaham Ahlussunnah wal Jamaah tidak akan mengganggu tradisi lokal yang tidak bertentangan dengan Islam. Malah kalaupun ada yang bertentangan, tidak langsung dicacimaki, tapi dibiarkan terlebih dahulu.
Tradisi lokal tersebut akan diperkaya dengan nuansa Islam, sehingga masyarakat lokal tetap merasakan hidupnya budaya lokal tersebut. Pemimpin Redaksi NU Online Abdul Mun’im DZ, Senin (10/9) di sekretariat PW NU Sumatera Barat Jalan Ciliwung No. 10 Padang menyebutkan, banyak tradisi lokal yang terus dijaga oleh NU. Seperti barzanji, salawat dulang<> dan sebagainya.
Kehadiran NU Online di dunia maya (www.nu.or.id) juga dimaksudkan untuk menghargai tradisi lokal yang hidup di berbagai daerah di nusantara ini.
“Di NU Online sendiri, secara rutin banyak seniman nasional yang melakukan dialog guna menjaga tradisi (kesenian) nasional. Karena saat ini begitu derasnya serangan dari tradisi internasional. Budaya transnasional yang digencarkan dari berbagai penjuru dunia menjadi ancaman bagi tradisi nasional,” kata Abdul Mun’im.
Kedatangannya ke Sumatera Barat, kata Mun’im, salah satunya untuk menelusuri pengembangan sejarah NU sekarang dengan sejarah penyebaran Islam awal-awal di nusantara. Seperti di Sumatera Barat dikenal dengan Syekh Burhanuddin di Ulakan Kabupaten Padangpariaman dan Syekh Abdurrahman di Batuhampa Kabupaten 50 Kota.
Penganut Islam yang cara ibadah, amaliah dan bertradisi menurut kedua Syekh tersebut merupakan generasi Islam yang tidak banyak digali dalam literatur. Pemikiran Islam yang berkembang kemudian cenderung mengikuti pemikiran Belanda yang menghilangkan tradisi Islam lokal.
“Kita ingin masyarakat Islam kembali menumbuhkan kesadaran sejarah, sehingga mencintai akar sejarahnya. Untuk itu, langkah menghidupkan kembali surau, pengukuhan tuanku, pesantren, penataan nagari dan lembaga-lembaga adat. Beberapa dekade lalu dengan cara berpikir orde baru mengikuti Belanda yang menjajah ratusan tahun Indonesia, sehingga tradisi Islam lokal yang dibangun masyarakat banyak yang dihilangkan dengan alasan modernitas,” kata Abdul Mun’im.
Kehadiran NU Online mencoba mengembangkan dan menumbuhkan berbagai tradisi lokal Islam di nusantara. Sebagai organisasi yang berpaham Ahlussunnah wal Jamaah, NU akan terus mengembangkan Islam dengan nilai-nilai budaya lokal Islam yang sudah tumbuh sejak lama di masing-masing daerah.(arm)