Warta

Papua dan NTT Sangat Membutuhkan Dai

Sabtu, 3 Maret 2007 | 00:53 WIB

Jakarta, NU Online
Dari seluruh kawasan di Indonesia, Papua atau dulunya dikenal Irian Jaya dan NTT merupakan daerah yang paling membutuhkan sentuhan dari para dai. Pemahaman kaum muslim terhadap ajaran Islam di daerah tersebut masih sangat minim.

Hal ini diungkapkan oleh Wakil Rais Aam PBNU KH Tolchah Hasan yang sejak tahun 1980-an, telah terjun secara aktif dalam upaya peningkatan pemahaman ajaran Islam, khususnya di NTT.

&l<>t;font face="Verdana">Dikatakannya dakwah yang dilakukan ini semata-mata untuk meningkatkan pemahaman ajaran Islam buat kaum muslimin disana, bukan untuk merubah keyakinan penganut agama lain. “Banyak umat Islam yang tak ngerti bagaimana mandi junub atau berwudhu ketika mau sholat,” tuturnya dalam sebuah acara LDNU beberapa waktu lalu.

Kuatnya tradisi Kristiani di daerah tersebut menyebabkan seolah-olah ada tradisi yang hampir sama. “Masih ada yang mengatakan masjid sebagai gereja muslim. Mereka juga datang ke masjid untuk sholat Jum’at jam 10 pagi, terus baca-baca sholawat sampai waktunya sholat Jum’at,” tuturnya.

Tak heran jika akibat minimnya pengetahuan ini, masyarakat muslim hanya menjalankan sholat hanya pada hari raya dan sholat Jum’at saja. “Kalau kita bicara kualitas imam sholat, ya bacaannya jauh dari sempurna, tapi bagaimana lagi, kondisinya memang seperti itu,” tanyanya.

Saat ini sudah terdapat sebuah pesantren binaan yang dibangun disebuah kecamatan di NTT. Para pemuda juga dikirimkan ke Jawa untuk belajar di pesantren yang nantinya bisa mengajar disana. “Ada diantara mereka yang sudah balik ke daerahnya,” paparnya.

Saat ini Rabithah Maahid Islamiah dan LDNU telah menjalankan program dai transmigrasi. Para santri dan ustadz senior dikirimkan ke berbagai daerah transmigrasi yang didiami oleh kaum muslimin. Mereka memberi pelajaran berbagai aspek ajaran Islam kepada warga transmigrasi, namun sejauh ini program tersebut belum menyentuh kedua daerah di Indonesia Timur tersebut. (mkf)


Terkait