Warta

Para Pemimpin Islam Berjuang Hadapi Berbagai Konflik

Rabu, 12 Maret 2008 | 00:07 WIB

Dakar, NU Online
Para pemimpin Islam dari berbagai belahan dunia Kamis memulai pertemuan tingkat tinggi selama dua hari di Dakar, untuk berjuang menghadapi berbagai perang yang terjadi di tengah-tengah mereka dan perasaan tidak menyukai dan ketidakadilan yang dilakukan oleh Barat. 

Perang-perang yang dipimpin Amerika Serikat di Irak dan Afghanistan, konflik yang tak pernah berakhir antara bangsa Israel dan Palestina, dan pertikaian wilayah Darfur di Sudan mendapat perhatian berat oleh 57 anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI) pada saat para pemimpin mereka bertemu di ibukota Senegal.

<>

Sekjen OKI Ekmeleddin Ihsanoglu mengatakan kepada para menteri luar negeri pada suatu pertemuan pendahuluan, bahwa para pemimpin 1,3 miliar warga Muslim harus bekerja keras untuk menghadapi masalah-masalah mereka yang mendesak, seperti pembunuhan dan penghancuran di berbagai negara akibat perang.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

Namun, seorang menteri luar negeri yang berbicara tanpa bersedia disebut jatidirinya mengatakan kepada AFP bahwa: "Kami harus bisa melakukan sesuatu berkaitan dengan masalah-masalah konflik ini. Kami semua ingin melakukan sesuatu. Tapi keanggotaan kami dan kepentingan-kepentingan masing-masing terlibat terlalu luas untuk bisa melakukan tindakan yang baik."

Para menteri luar negeri OKI mengutuk serangan-serangan dahsyat yang dilakukan Israel baru-baru ini terhadap sasaran rakyat Palestina, dan para diplomat mengatakan bahwa para pemimpin hendaknya mengambil tindakan yang sama pada KTT meskipun tidak setajam yang diperkirakan.

Menteri Luar Negeri Irak, Hoshyar Zebari, mengatakan kepada AFP bahwa dia senang dengan dukungan-dukungan diplomatik yang diberikan kepada negaranya oleh negara-negara lain, ’namun kami telah banyak melakukan tindakan untuk menghadapi teroris dan ekstrimisme.’

Afghanistan juga telah memperbarui keprihatinannya karena serangan yang dilakukan milisi Taliban menyebabkan meningkatnya permusuhan dengan Amerika Serikat dan pasukan internasional lainnya di negaranya, dengan konsekuen meningkatnya jumlah korban tewas di kalangan penduduk sipil.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

Kelompok-kelompok hak asasi manusia (HAM) telah menyerukan kepada para pemimpin OKI untuk bersikap mendesak Presiden Sudan Omar al-Bashir, salah seorang peserta KTT, untuk mengendalikan milisi-milisi yang didukung pemerintah yang dituduh membunuh lebih dari 200.000 orang, seperti yang dikatakan PBB mengenai situasi Darfur sejak 2003.

Namun ruang OKI untuk melakukan manuver dibatasi oleh absennya beberapa pemimpin terkemuka pada KTT itu. Raja Arab Saudi Abdullah tidak hadir bahkan meskipun negaranya banyak membiayai kegiatan-kegiatan OKI.

Pemimpin Libya Moamer Kadhafi juga tidak akan hadir sedangkan Presiden Pakistan Pervez Musharraf juga sama karena lebih mengutamakan menangani pertikaian politik di negerinya setelah pemilihan umum.

’Islamophobia’ menjadi salah satu komplain yang menyebar-luas pada KTT dan Sekjen OKI telah mengimbau kepada para pemimpin untuk mengutuk apa yang tampaknya tumbuh berkembang di negara-negara Eropa berkaitan dengan pengucilan-pengucilan terhadap warga Muslim.

Diperbaruinya penerbitan kartun-kartun yang dipandang menghina Nabi Muhammad SAW di Denmark dan penyiaran film Belanda yang oleh pembuatnya dari ekstrim kanan dikatakan akan menyebut kitab suci Al Qur’an sebagai ’fascist’ menjadi katalisator terakhir bagi kemarahan ummat Muslim.

"Kami dihadapkan pada kebencian dan kefanatikan kelompok-kelompok radikal marginal pada masyarakat yang percaya bahwa hanya melalui pengucilan ummat Muslim dan simbol-simbol keagamaan mereka, mereka bisa mendemonstrasikan komitmen mereka terhadap kebebasan berbicara," kata Sekjen OKI kepada para menteri luar negeri.

Aksi-aksi demonstrasi anti-Eropa telah dilakukan di beberapa negara Muslim dan KTT akan membahas laporan pertama komite pemantau tentang Islamophobia, kata Ihsanoglu kepada AFP pada awal pekan ini.

"Kami telah berusaha memecahkan masalah Islamophobia melalui dialog politik dan rekonsiliasi kesejarahan antara Islam dan Barat," ujarnya.

Ihsanoglu mengatakan pencetakan-ulang kartun Nabi dan film bikinan anggota parlemen ultra-kanan Belanda Geert Wilders adalah ’dirancang khusus untuk mengucilkan simbol-simbol suci Islam.’

Dalam rangka membendung citra negatif Amerika Serikat di dunia Muslim - terutama berkaitan dengan serangan-serangan mereka terhadap Irak dan Afghanistan - Presiden George W. Bush telah menunjuk utusan pertamanya ke OKI, penguasa asal Pakistan Sada Cumber. Menurut media Iran, Iran  berusaha agar Cumber dilarang mengikuti KTT OKI itu. (ant/too)


Terkait