Warta

PBNU Berlebaran Idul Adha 10 Januari

Selasa, 3 Januari 2006 | 05:53 WIB

Jakarta, NU Online
Berdasarkan hasil ru’yah yang dilakukan oleh sejumlah pengurus Lembaga Falakiyah NU (LFNU) di sejumlah daerah, di dilihatnya hilal di Pantai Ngliyep Malang Selatan pada 31 Desember lalu sehingga 1 Dzulhijjah jatuh pada 1 Januari 2006.

“Karena itulah PBNU mengabarkan pada nahdliyyin untuk berlebaran Idul Adha pada 10 Januari mendatang,” tandas Ketua LFNU KH Ghozalie Masroeri kepada NU Online, Selasa. Dengan demikian, tak ada perbedaan pemerintah dan ormas keagamaan yang ada di Indonesia tentang penentuan hari raya ini.

<>

Mereka yang berhasil melihat hilal adalah Safiullah Anam (43), wakil sekretaris LFNU Jatim dan Ahmad Zulkifli (22) Mahasiswa Unisma Malang. Menurut perhitungan hisab yang dikeluarkan oleh LFNU awal bulan memang jatuh pada 1 Januari 2006 dengan ijtima jam 10;14;15 WIB.

Sementara itu tinggi hilal 04o 34’ 15”, letak matahari terbenam 03o 08’ STB dan kedudukan hilal 04o 06’ 20”, keadaan hilal miring ke selatan dengan lama hilal di atas ufuk 30 menit serta cahaya hilal ½ jari.

Masroeri mengungkapkan bahwa PBNU memang baru mengabarkan tentang pelaksanaan hari raya Idul Adha karena memang menunggu keputusan pemerintah terlebih dahulu yang baru Senin kemarin diputuskan. NU juga termasuk salah satu ormas yang diminta pertimbangannya dalam pengambilan keputusan tersebut.

Walaupun perayaan Idul Adha berkaitan dengan pelaksanaan ibadah haji di Makkah, namun bukan berarti hari raya harus mengikuti Makkah. Ghozalie menjelaskan bahwa masing-masing wilayah memang memiliki perbedaan posisi sehingga bisa jadi pelaksanaan hari raya berbeda. ”Salah satu hadist mengungkapkan adanya perbedaan awal puasa di Syiria dan Madinah karena memang adanya perbedaan posisi,” tandasnya.

Bahkan menurut Mazhab Imam Syafii batasan lokasi bisa sangat pendek, seperti antara Cirebon dan Jakarta bisa berbeda waktu lebaran. Keputusan penggunaan wilayah Indonesia diputuskan oleh Menteri Agama Wahid Hasyim.(mkf)


Terkait