Keteladanan yang ditunjukkan oleh almarhum KH Moenasir Ali dan kepandaian almarhum H.M. Rozy Munir dalam berorganisasi harus bisa menjadi contoh bagi generasi NU masa kini. Demikian disampaikan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, KH Said Aqil Siroj dalam Haul KH Moenasir Ali dan H.M. Rozy Munir di Gedung PBNU, 24 Februari yang lalu.
“Salah satu keberhasilan beliau adalah dalam mengorganisir International Conference of Islamic Scholars (ICIS) sehingga mendunia. Ini tentu harus bisa ditiru oleh kader-kader NU. Selain itu masih banyak lagi jasa Pak Rozy untuk PBNU,” terang Kang Said.
/>
Semasa hidupnya, almarhum Rozy Munir pernah menjabat sebagai Menteri Negara Penanaman Modal dan Pembinaan Badan Usaha Milik Negara pada zaman Presiden Gus Dur, dan anggota Panwaslu Pusat.
Almarhum pernah menjabat sebagai dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, anggota Lembaga Sensor Film, anggota Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional, staf ahli Menteri Tenaga Kerja, dan Kepala Pusat Penelitian Pembangunan Infrastruktur UI.
Sementara itu, KH Tholhah Hasan juga menyampaikan tausiyah dan testimoninya di akhir acara. “Kiai Moenasir adalah kiai yang luwes, tenang, istiqamah. Bisa bergaul dengan semua kalangan dan selalu terbuka melindungi anak-anak muda NU. Dan sifat ini menurun pada putranya, Pak Rozy Munir,” kata Kiai Tholhah.
Bagi Kiai Tholhah, KH Moenasir Ali adalah salah satu dari tiga tokoh NU yang diidolakannya, yakni KH Wahid Hasyim, H.M. Subhan ZE, dan KH Moenasir. “Mungkin saya agak berbeda dengan yang lain, yang saya kagumi justru bukan Rais Am-nya,” terang Kiai Tholhah yang mengundang delak tawa hadirin.
Dalam haul yang diselenggarakan PBNU ini, hadir pula Prof. Prijono yang juga salah satu sahabat dekat H.M. Rozy Munir dan juga turut menyampaikan testimoninya. (bil)