Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menginginkan membuat film untuk menandingi ”Fitna”, film karya Anggota Parlemen Belanda Geert Wilders yang dinilai melecehkan agama Islam.
"Untuk menjelaskan bahwa apa yang ada di `Fitna` itu tidak benar. Bahwa orang Islam itu ada yang keras, oke, tapi bukan Islam-nya," ujar Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi di Jakarta, Senin (31/3) kemarin.<>
Dalam film tandingan itu, kata Hasyim, akan diungkapkan fakta-fakta yang menunjukkan bahwa yang dikemukakan Wilders dalam "Fitna" sangat bertolak belakang dari kenyataan.
"Kita akan tunjukkan siapa sebenarnya yang jahat. Setelah berakhirnya perang dingin, yang paling banyak membunuh orang itu umat Islam atau yang Islamofobia," terang Presiden World Conference on Religions for Peace itu.
Sebelumnya, PBNU menagih janji Perdana Menteri Belanda Jan Peter Balkenende untuk menindak Geert Wilders karena filmnya telah disebarkan ke publik.
Sebelum "Fitna" disebarkan, Hasyim bersama sejumlah pemimpin agama yang tergabung dalam Komunitas Umat Beragama Indonesia pada 13 Maret menyurati PM Belanda meminta agar pemerintah Kerajaan Belanda berusaha secara maksimal mencegah pemutaran film dan penyebarannya.
Pada 26 Maret, Hasyim menerima jawaban dari PM Belanda yang intinya pemerintah Belanda memahami kekecewaan para tokoh agama di Indonesia, namun belum bisa bertindak jika film tersebut belum disebarkan.
Jika film tersebut sudah disiarkan, maka kejaksaan Belanda dapat menginvestigasi apakah ada aspek kriminal dalam film tersebut atau tidak. (rif)