Warta

PBNU Menentang HUT Israel di Indonesia

Jumat, 13 Mei 2011 | 07:30 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua PBNU H Slamet Effendy Yusuf menentang rencana warga yang mengaku Yahudi, yang akan menggelar HUT Kemerdekaan Israel pada Sabtu (14/5) besok di Jakarta. Bahkan dia berharap seluruh elemen masyarakat dan pemerintah menolak HUT Israel tersebut, karena Indonesia tidak mempunyai hubungan diplomatik dengan Negara Yahudi tersebut.

“Kita semua dan masyarakat juga pemerintah harus menentang HUT Israel itu. Itu karena tidak mempunyai hubungan diplomatik, Israel adalah Negara yang tidak menghormati hak asasi maanusia terkait penjajahannya terhadap Palestina dan banyak alasan lain yang prinsipnya tidak layak menggelar HUT Israel di negeri tercinta ini,” tandas mantan Ketua Umum PP GP Ansor itu di Jakarta, Jumat (13/5).<>

Yang pasti lanjut Slamet dilihat dari sisi mana pun tidak masuk akal dan itu aneh.Bahwa HUT itu sesuatu yang tidak membawa manfaat bagi bangsa Indonesia. Hanya saja dia menghimbau masyarakat yang menentang HUT tersebut jangan sampai bertindak anarkis. “Jangan bertindalk anarkis karena akan berakibat buruk bagi kita sendiri,” ujar Slamet.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

Dalam siaran pers yang disebar ketua panitia, Unggun Dahana,pada  Kamis (12/5) lalu disebutkan acara perayaan akan digelar di sebuah lapangan di Jakarta Selatan pada Sabtu (14/5) di sebuah tempat yang masih dirahasiakan.

Hal itu karena sebagai warga negara yang cinta Proklamasi Republik Indonesia, dan menjunjung tinggi Kedaulatan Republik Indonesia. Sedangkan tujuan acara adalah untuk mengakui dan menghormati Kedaulatan Israel sebagai Negara Yahudi. Rencana ini ditolak berbagai kalangan. Namun Unggun menegaskan akan tetap menggelar acara tersebut.

Wakil Ketua Komisi I DPR RI FPDIP TB Hasanuddin juga sependapat dengan PBNU, jika perayaan kemerdekaan Israel di Jakarta itu tak pantas dilakukan. Panitia perayaan pun katanya, sebaiknya membatalkan acaranya. Banyak alasan yang dijadikan landasan, salah satunya hingga kini Israel masih menjajah Palestina.

"Kami sarankan, mohon dengan hormat tidak dilaksanakan untuk menghormati hak orang dan juga harus melihat situasi. Ini masalah sensitif, soal keamanan publik," kata TB Hasanuddin. Namun demikian diharapkan agar pihak yang menolak perayaan itu tidak bertindak di luar koridor hukum. Yaitu tidak bertindak anarkis tapi dengan, dialog yang baik.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

Perayaan itu jauh dari semangat UUD 1945. Di mana Indonesia menentang penjajahan yang dilakukan Israel atas Palestina. "Kalau logikanya demi persahabatan, kan Malaysia atau Singapura itu sahabat kita, tetapi tidak pernah dirayakan khusus. Jadi kita pertanyakan ini motifnya apa?" ujar Hasanuddin mempertanyakan.

Penulis: achmad munif arpas


Terkait