Warta

PBNU Nilai Resolusi DK PBB Tahap Awal Hancurkan Iran

Selasa, 3 April 2007 | 13:16 WIB

Bogor, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Dr KH Hasyim Muzadi menilai, Resolusi 1747 yang dikeluarkan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (DK PBB) merupakan tahap awal untuk menghancurkan Iran. Ia khawatir jika hal itu benar-benar terjadi.

“Kami, NU sangat khawatir kalau resolusi ini hanyalah tahap awal untuk menghancurkan Iran seperti yang terjadi pada Irak,” kata Hasyim dalam sambutannya pada pembukaan Konferensi Internasional Pemimpin Islam untuk Rekonsiliasi Iran di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (3/4).

<>

Presiden World Conference on Religion and Peace mengatakan, hal yang perlu dilakukan adalah kembali kepada ajaran Allah dan Rasul serta pandai memilih prioritas, seperti penataan kembali tatanan masyarakat muslim dunia dalam ukhuwah islamiyah (persaudaraan umat Islam).

“Karena dalam kenyatannya banyak pemimpin Islam yang belum seimbang antara menghujat musuh dengan menata diri dan umat,” ujar Hasyim yang juga Sekretaris Jenderal International Conference of Islamic Scholars.

Prioritas kedua, lanjut Hasyim, mewaspadai agar kelompok dan negara Islam tidak dihancurkan satu persatu secara bergilir dan merusak ‘teman’ sendiri dengan berpihak kepada lawan.

“Kita memang tidak bisa meminta Islam dan umatnya tidak diganggu dan dirusak, namun kita harus bisa tahan diri untuk tahan gangguan dan perusakan, karena pihak lain tidak akan membahayakan kita selama mendapatkan hidayah Allah” urai Hasyim.

Dalam kesempatan tersebut, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam, Malang, Jawa Timur, itu menyebut ‘kaum kriminal’ berusaha masuk Irak. Menurutnya, ‘kaum kriminal’ itu adalah pihak yang mengambil banyak kesempatan dan keuntungan dari konflik Sunni-Syiah di Irak selama ini.

“Selain peperangan yang diakibatkan agresi, telah masuk intervensi dari berbagai negara. Kaum kriminal telah banyak mengambil kesempatan dalam kekacauan,” tegas Hasyim.

Menurut Hasyim, kelompok Sunni dan Syiah sudah lama hidup rukun berdampingan dan saling menghormati. Konflik sektarian sesungguhnya ditimbulkan pihak di luar Irak, kemiskinan di Irak melengkapi kekacauan dan kekerasan. “Sementara pihak agresor menampilkan diri di media internasional seolah-olah penyelamat Irak,” pungkasnya.

Hasyim mengungkapkan, dirinya telah menemui banyak ulama dan pemimpin di negara tetangga, terutama dengan ulama Irak sendiri. Mereka telah memiliki kesamaan pandangan bahwa agresi AS ke Irak tidak hanya menjatuhkan Saddam Hussein, tapi jauh lebih berat, yaitu penghancuran negara Irak dan sendi-sendi kemasyarakatan dan kebangsaan serta jatuhkan banyak korban.

“Pengangkatan pemerintah yang baru dalam daerah pendudukan bukan solusi, justru telah kobarkan pemberontakan di mana-mana,” ujarnya. (mkf)


Terkait