Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Masdar Farid Mas’udi mengritik keberpihakan pemerintah pada petani. Menurutnya, selama ini pemerintah tak pernah serius mengurus nasib petani. Akibatnya, ketahanan pangan nasional selalu bermasalah.
Buktinya, kata Masdar, Indonesia yang tergolong negara agraris selalu kekurangan beras, utamanya dalam beberapa tahun terakhir. Pada akhirnya, pilihan impor beras dari luar negeri tak bisa dihindarkan demi memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri.<>
“Kalau begitu (kekurangan beras), tinggal impor. Maunya yang instan,” ujar Masdar di sela-sela penutupan Pendidikan dan Pelatihan Pertanian Organik dengan sistem system of rice intensification (SRI) di gedung Badan Penelitian Kacang-kacangan dan Ubi-ubian, Gambiran, Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa (1/7).
Ia menambahkan, cara berpikir instan seperti itu harus segera diakhiri. Sebab, sangat tidak menguntungkan dalam jangka panjang. Cara berpikir instan itu juga mendera petani Indonesia. “Contoh, penggunaan pupuk kimia. Padahal, dalam jangka panjang, itu merusak ekosistem tanah,” ungkapnya.
Hal senada dikatakan Rais Syuriyah Pengurus Cabang NU Banyuwangi, KH Hisyam Syafa’at. Menurut dia, sebenarnya kalau sektor pertanian benar-benar diberdayakan, Indonesia tidak akan pernah ditimpa krisis.
Di beberapa daerah di Indonesia, sejumlah petani masih memiliki tradisi menyimpan padi di rumahnya. “Maka kalau Indonesia mau jaya, berdayakan petani,” ulasnya. (ary)