Warta

PBNU Seriusi Bidang Prioritas

Sabtu, 17 Februari 2007 | 03:34 WIB

Probolinggo, NU Online
Semua pihak mengakui kebesaran dan potensi kekuatan Nahdlatul Ulama. Hanya saja karena kurang diorganisir dengan baik, kekuatan itu belum bisa maksimal. Namun untuk mengorganisir itu juga bukanlah pekerjaan gampang. “Karena kita terbiasa menjadi raja-raja kecil,” kata Ketua Umum PBNU KH A Hasyim Muzadi.

Kalimat itu disampaikan Hasyim di sela-sela deklarasi Forum Silaturahmi Pimpinan Daerah NU (Fospida NU) yang berlangsung di Hotel Bromo View, Probolinggo. Fospida adalah forum tempat berkumpul, berkomunikasi dan saling bekerja sama para kepala daerah yang berlatar belakang NU. Mereka adalah para bupati, wakil bupati, walikota dan wakil walikota.

gt;Saat mendeklarasikan Fospida tadi malam (16/2), para kepala daerah itu menyepakati terbentuknya susunan kepengurusan. Masing-masing HM Muzammil Syafi’i (Wakil Bupati Pasuruan) sebagai ketua, H Hasan Aminuddin, (Bupati Probolinggo) sebagai Wakil Ketua,  KH Yusuf Nuris (Wakil Bupati Banyuwangi) sebagai Sekretaris dan H Buchori (Walikota Probolinggo) sebagai Bendahara. Sementara mereka yang sudah sepuh, di antaranya Bupati Lumajang HM Fauzi, Bupati Mojokerto H Achmadidan Bupati Bondowoso HM Masyhoed, bertindak sebagai Penasehat.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

Dalam amanatnya, Hasyim mengingatkan kepada para kepala daerah yang telah menerima amanat memimpin untuk menjalankannya dengan benar sesuai kemampuan dan kewenangan. Mereka juga diminta mensinergikan program pemeritah di wilayahnya dengan program kerja PCNU masing-masing, agar kedua belah pihak saling diuntungkan. Program-program NU bisa terbantu aliran dana dari APBD, sebaliknya, kinerja pemerintah daerah juga akan semakin tenang karena tidak lagi direpoti banyaknya proposal yang masuk, seperti yang dikeluhkan oleh sebagian bupati dalam acara ‘dengar pendapat’.

Hasyim menuturkan, seluruh potensi kekuatan NU di pemerintahan, baik eksekutif maupun legislatif, sudah diinventarisir dan pernah dipertemukan. Ternyata jumlahnya luar biasa. Salah satu contohnya, dari 34 gubernur yang ada, 22 di antaranya berasal dari NU. “Ini akan menjadi kekuatan yang luar biasa kalau ditata,” ungkapnya. “Jadi, potensi itu belum menjadi potensial karena belum ada manajemen yang menanganinya,” lanjut pengasuh Pesma Al-Hikam Malang ini.

Menurut Hasyim, tahun 2007 ini PBNU memprioritaskan empat program utama. Pertama, pembangunan kembali ideologi. Hal ini dinilai sangat penting karena berbagai aliran telah masuk ke dalam NU. Baik yang terlalu keras maupun yang terlalu gegabah. Selain itu, banyak ideologi asli NU yang ditinggalkan, sementara banyak pula ideologi yang dikira milik NU dan diamalkan, padahal aslinya bukan milik NU.

Kedua, pembangunan manajemen kepemimpinan, karena saat ini NU sedang memasuki masa transisi. Para tokoh yang menjadi murid langsung Hadratusy Syeikh KH M Hasyim Asy’ari sudah hampir habis. Sementara para penerusnya tidak bisa menyambung. Untuk itulah proses penyambungan kembali ruh ideologi harus segera dilakukan.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

Ketiga, pembangunan ekonomi, karena mayoritas warga NU berasal dari ekonomi lemah. Program ini bisa disesusaikan dengan program pemerintah di daerah masing-masing. Keempat, Mabadi Khaira Ummah (berikhtiar untuk menjadikan jamaah NU sebagai umat yang terbaik. Karenanya ia mengajak kepada seluruh kepala daerah yang berlatar belakang NU untuk turut serta mendukung program tersebut, sesuai dengan kemampuan dan kewenangannya.

Di sisi lain, Hasyim juga mempertanyakan para politisi NU yang tidak mau berkunjung ke Kantor NU saat mereka sedang sukses dan memiliki banyak kesempatan untuk berperan. Tapi anehnya, mereka akan kembali mengingat NU ketika mereka sudah jatuh dan tidak lagi memiliki kesempatan. “Ini lo, sawan-nya dimana?” tanya Hasyim yang langsung disambut tawa para kepala daerah. “Mungkin mereka tidak kuat menerima rahmat uang banyak, sebab sudah terbiasa gelandangan,” imbuh Hasyim yang disambung dengan ledakan tawa seluruh peserta. (sbh)