Jakarta, NU Online
Pembangunan infrastruktur harus pro rakyat dengan memulainya dari dari desa, pertanian dan melibatkan petani seperti pembangunan jalan desa dan saluran irigasi sangat penting dalam upaya pengentasan kemiskinan.
Demikian dikatakan oleh Anggota DPR FKB Marwan Ja’far dalam peluncuran buku yang ditulisnya, “Infrastruktur Pro Rakyat: Strategi Investasi Infrastruktur Indonesia Abad 21” di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (29/8).
<>Marwan yang merupakan anggota komisi V DPR RI ini menjelaskan bahwa strategi infrastruktur harus dilaksanakan secara komprehensif dan memiliki perspektif jangka panjang.
“Pembuatan kebijakan infrastruktur tidak boleh parsial yang akhirnya tidak menghasilkan apapun. Kesalahan pembangunan infrastruktur ini disebabkan oleh visi yang tidak jelas,” katanya.
Menurutnya Infrastruktur Summit yang digagas oleh pemerintah dengan mengundang sejumlah investor asing sampai saat ini boleh dikatakan gagal dalam pelaksanaannya. Beberapa hal yang menjadi kendala adalah penyelesaian masalah tanah, regulasi serta mentalitas birokrasi dan pejabat yang tidak pro investor.
Sementara itu Ketua Dewan Syuro PKB Gus Dur dalam sambuatannya menjelaskan perbedaan strategi pengembangan teknologi antara negera-negara Barat dengan Jepang. Negera Eropa dan Amerika lebih banyak mengembangkan ilmu-ilmu murni sementara Jepang lebih memilih strategi mengembangkan teknologi terapan.
Perbedaan strategi ini telah membuat kemajuan yang cepat dalam pemasaran dan menguasai perdagangan internasional, namun hal ini telah menjadikannya sebagai negera konsumen teknologi sementara Negara yang mengembangkan teknologi murni sebagai acuan menjadi fihak penghasil.
Dalam jangka panjang, pengembangan teknologi murni akan lebih berhasil, terbukti pemberian hadiah nobel lebih banyak diterima oleh para ilmuwan dari Eropa dan Amerika. Namun belakangan ini, Jepang juga telah merubah orientasinya menuju pengembangan teknologi murni dan sudah terdapat dua orang yang mendapatkan hadiah nobel. (mkf)