Nasional

UIN dan IIQ Jakarta Jajaki Kerja Sama Beasiswa dengan Lembaga Riset Imam Bukhari Uzbekistan

Senin, 24 Februari 2025 | 09:00 WIB

UIN dan IIQ Jakarta Jajaki Kerja Sama Beasiswa dengan Lembaga Riset Imam Bukhari Uzbekistan

27 Warga Negara Indonesia (WNI) menyertai perjalanan perdana 1000 Cahaya Indonesia (SCI) di Uzbekistan, Kamis lalu. (Foto: dok. istimewa)

Tashkent, NU Online

27 Warga Negara Indonesia (WNI) menyertai perjalanan perdana 1000 Cahaya Indonesia (SCI) di Uzbekistan. Mereka terharu bisa berdoa di makam Imam Bukhari di Samarkand, Uzbekistan pada Rabu pekan lalu. Kegiatan tersebut juga menandai terbentuknya majelis pengajian yang berfokus pada pemahaman kitab Sahih Bukhari dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. 


Kunjungan 27 orang berlatar belakang akademisi, pengusaha, bankir, pensiunan, artis hingga aktivis organisasi kepemudaan ke Tashkent, Bukhara, dan Samarkand ini juga bermaksud mendukung riset “Legacy of Imam Bukhari” oleh Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dan Institut Ilmu Al Qur’an (IIQ) Jakarta.


Dalam pertemuan dengan Direktur Imam Bukhari International Scientific Research Center (IBISRC) Shovosil Ziyodov, diketahui ternyata Indonesia, negara yang berpopulasi muslim terbesar dunia belum pernah menjalin hubungan dengan IBISRC. Beasiswa yang dikeluarkan pihak IBSRC baru diberikan kepada Malaysia, Turki, dan negara muslim lainnya. 


“Keterbatasan kami adalah akses dengan lembaga pendidikan di Indonesia, maka dengan adanya kedatangan delegasi riset Legacy of Imam Bukhari Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan IIQ Jakarta menandai kerja sama IBISRC di bidang ilmu hadits, pengembangan karya tulis Imam Bukhari hingga proyek kelimuan lainnya dengan Indonesia,” jelas Shovosil Ziyodov yang didampingi seluruh direktur dan periset senior IBSRC.


Delegasi UIN Syarif Hidayatullah dan IIQ Jakarta didukung oleh organisasi anak dan keluarga pejuang kemerdekaan RI Pemuda Panca Marga dalam lawatannya ke KBRI Tashkent, International Islamic Academy of Uzbekistan (IIAU), IBISRC, serta ke Silk Road International Tourism University untuk bertemu dengan Deputi Gubernur Samarkand, Rustam Kobilov.


Delegasi UIN dan IIQ Jakarta menyampaikan tiga rekomendasi yaitu:

 
  1. Kolaborasi 4 lembaga pendidikan (UIN Syarif Hidayatullah, IIQ Jakarta, IIAU, dan IBISRC) untuk menggelar Konferensi Internasional dan Riset “Legacy of Imam Bukhari for Muslim World) di Jakarta pada awal Juni 2025 dan di Komplek Imam Bukhari Center Samarkand Uzbekistan pada 25-28 Oktober 2025.
  2. Pembangunan Taman dan Perpustakaan “Soekarno Memorial” untuk memandai sejarah penemuan dan restorasi makam Imam Bukhari oleh Presiden RI pertama Ir Soekarno pada tahun 1956. Soekarno Garden yang awalnya direncanakan dibangun di Silk Road University Samarkand, dipindah ke kompleks Makam Imam Bukhari berbarengan dengan pembukaan renovasi komplek makam Imam Bukhari yang diproyeksikan menjadi komplek ziarah terbesar setara Madinah di Saudi Arabia.
  3. Penggunaan Bahasa Indonesia dalam signage (penanda/marka jalan) di wilayah makam Imam Bukhari dan situs makam tokoh Islam lainnya di Uzbekistan.  


“Kami sepakat dengan rekomendasi yang disampaikan delegasi UIN dan IIQ, dan setelah pertemuan ini kami akan komunikasikan dengan pihak makam Imam Bukhari dimana disana terdapat dua area taman, salah satunya jika sudah disetujui akan didedikasikan untuk menjadi Taman Soekarno sebagai bentuk penghormatan jasa Indonesia menemukan makam tokoh perawi hadis terkemuka dunia” jelas Rustam Kobilov pada Kamis (20/2/2025) lalu di Universitas Silk Road Samarkand. 


Rustam Kobilov mengharapkan agar tanaman dan pohon asli Indonesia dapat dipamerkan di Taman Soekarno sebagai Indonesia National Heritage Garden. 


"Pemakaian bahasa Indonesia dalam marka jalan juga dapat dilakukan mengingat negara Tiongkok juga telah kami setujui memakai Marka bahasa Mandarin," ujar Rustam.


Dukungan dan kerjasama ini tentu meningkatkan potensi wisata kedua negara, selain umat muslim Indonesia dapat berziarah ke situs bersejarah peradaban Islam Asia Tengah di Uzbekistan.


Sementara itu, warga Uzbekistan yang lahir dan besar di negara double land locked (negara terkurung dataran ganda dan tidak mempunyai pantai) dapat berkunjung ke Indonesia menikmati banyak pantai yang tersebar diseluruh Indonesia. Untuk mendukung hal itu pemerintah Samarkand juga dikabarkan berupaya membuka jalur penerbangan langsung dari Indonesia ke Samarkand.

 

Hadir menyertai kegiatan tersebut Inisiator 1000 Cahaya Indonesia untuk Amirul Mukminin fil Hadis Imam Bukhari Rofi Zardaida, Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidyatullah Jakarta Ismatu Ropi, serta Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IIQ Jakarta Muhammad Ulinnuha.