Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah meminta rakyat Mesir dalam jumlah "jutaan" untuk turun ke jalan guna memaksa pemerintah mereka membuka perbatasan negara itu dengan Jalur Gaza, tempat Israel melakukan serangan udara terhadap rakyat Palestina.
"Jika rakyat turun ke jalan dengan jumlah jutaan orang, dapatkah polisi membunuh jutaan orang Mesir?," kata Nasrallah, yang kelompok garis keras Syiahnya melakukan perang yang menghancurkan melawan Israel pada 2006.<>
"Rakyat Mesir, Anda harus membuka perbatasan dengan kekuatan dada anda," katanya dalam pidato, Ahad (28/12), yang disiarkan televisi.
Jika Mesir tidak membuka perlintasan perbatasan Rafah ke Jalur Gaza, negara itu akan dianggap mitra dalam pembunuhan rakyat Palestina oleh militer Israel.
"Saya tidak menyerukan kudeta di Mesir ... tapi jika Anda (pemimpin Mesir) tidak membuka perlintasan Rafah, jika Anda tidak membantu rakyat Palestina, Anda akan dianggap menyempurnakan pembunuhan besar-besaran dan blokade itu," ia menambahkan.
"Rezim Mesir harus membuat keputusan mengenai masalah ini dan tidak mengambil keuntungan dari perang untuk mengadakan tekanan pada Hamas," kata Nasrallah.
Pemimpin Hizbullah itu juga meminta demonstrasi massa diadakan di markas utama gerakannya di lingkungan Syiah di pinggiran selatan kota Beirut, Senin (29/12), sebagai solidaritas bagi rakyat Jalur Gaza.
"Saya mengundang Anda untuk berkumpul dalam demonstrasi besar pada siang hari dalam upacara doa perkabungan bagi syuhada dan untuk menyampaikan solidaritas kita," kata Nasrallah.
"Kita akan katakan kepada dunia, kita ada di sini, dan terorisme serta pembunuhan tidak dapat mengintimidasi kita."
Nasrallah menyamakan serangan udara di Jalur Gaza yang menewaskan hampir 300 orang sejak Sabtu itu dengan perang 33 hari pada musim panas 2008, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di Libanon, kebanyakan dari mereka warga sipil, dan lebih dari 160 orang Israel, sebagian besar dari mereka tentara.
Ia mengatakan bahwa musuh Israel mampu berperang di beberapa front secara hampir bersamaan dan bahwa pejuangnya telah bersiap untuk memukul mundur setiap serangan Israel yang mungkin dilakukan terhadap Libanon.
"Kami telah minta saudara-saudara kita dalam perlawanan di Libanon selatan untuk bersedia dan bersiap-siaga karena kita menghadapi musuh jahat dan berbahaya."
"Kita siap untuk menghadapi agresi di tanah kita, negara kita atau demi martabat kita," kata Nasrallah.
Pemimpin Hizbullah itu mengatakan bahwa kelompoknya tidak bertanggung-jawab atas penembakan tujuh roket Katyusha yang diarahkan ke Israel, yang tentara Lebanon temukan di Lebanon selatan, Kamis (25/12).
"Hizbullah memiliki cukup keberanian untuk memikul tanggung-jawab atas setiap tindakan yang kelompok itu lakukan dan tidak akan bersembunyi," kata Nasrallah, yang menuduh agen Israel berada di balik penempatan roket-roket tersebut. (afp/ant)