Untuk memberikan rasa nyaman kepada ratusan ribu jamaah calon haji dari seluruh penjuru dunia yang sudah membanjiri Masjid Nabawi Madinah, pemerintah Arab Saudi menerjunkan ratusan, bahkan mungkin ribuan persnil keamanan. Kini kita dapat menyaksikan puluhan polisi (syurtoh), askar (pamong praja) dan pramuka (Kassyafah) di tiap sudut kawasan Markaziyah (kompleks Masjid Nabawi).
Para petugas keamanan ini, tersebar di jalan-jalan sekitar masjid, pintu gerbang masjid, halaman masjid dan di dalam masjid. Bila sebelumnya, jalan di luar Markaziyah kira-kira sejauh 500 meter dari Masjid Nabawi, telah sepi dari petugas pengamanan, kini sejumlah pamong praja ataupun Pramuka selalu bersiaga di tiap perempatan jalan. Jumlah mereka menjadi berkali-kali lipat ketika menjelang dan sesudah pelaksanaan sholat maktubah (5 waktu).
gt;
Makin mendekati masjid jumlah petugas pengamanan makin banyak. Tepat di depan gerbang Masjid Nabawi, beberapa jenis mobil polisi terparkir lengkap dengan belasan personelnya. Para petugas ini bertugas mengatur lalu lintas dan membantu para calhaj menyeberang jalan.
Dan yang tidak pernah ketinggalan selalu disiagakan adalah, mobil Ambulan yang setiap saat siap bergerak untuk memberikan pertolongan kepada jamaah.
Di pintu masuk masjid, jumlah penjaga dari Hai'ah Amar Ma'ruf Nahi Munkar (seksi urusan amar ma'ruf nahi mungkar) tampak bertambah banyak. Mereka bahkan menjadi lebih galak dibanding biasanya. Tas-tas
jamaah digeledah dan bila ditemukan kamera atau atau barang terlarang, maka jamaah dilarang masuk masjid. Tidak pernah jelas apa yang mereka maksidkan sebagai barang terlarang. Bila ditanyakan kepada mereka, hanya akan ada jawaban "maa fiih/tidak ada."
Di dalam masjid, di tempat-tempat mulia yang jadi rebutan jamaah, jumlah personil askar dan penjaga lainnya, bertambah banyak. Mereka memperingatkan secara berulang ulang agar jamaah tidak
berdesak-desakan saat masuk Raudah.
Didatangkan dari Luar Madinah
Polisi-polisi dan tenaga pamong praja yang kini banyak memenuhi kawasan markaziyah, rupanya bukan hanya berasal dari kota Madinah saja. Banyak tenaga keamanan ini didayangkan dari kota-kota sekitar Madinah seperti Tabuk dan Thaif. Bahkan di antara mereka juga terdapat pamong praja musiman yang hanya bertugas di Masjid Nabawi saat musim haji saja.
Mereka yang diperbantukan dari luar Madinah biasanya tidak bisa berbahasa Inggris, bahkan rata-rata mereka juga tidak bisa berbahasa Arab Fushah. Sedangkan mereka yang hanya bertugas pada musim haji biasanya memakai baju seragam baru. Sementara polisi-polisi yang sehari-hari memang bertugas di Madinah, biasanya memiliki kemampuan berbahasa Inggris dan Arab fushah.
"Saya sejak dua hari lalu di sini. Kita akan bertugas selama 3 minggu mengamankan para jamaah haji," kata Umar bin Mas'ud, salah seorang pamong praja yang diperbantukan dari Tabuk. Mas'ud mengaku diperbantukan musim ini dari Tabuk bersama 150 anggota Pamong Praja musiman lainnya.
Berbeda dengan polisi dan pamong praja yang diperbantukan dari luar Madinah, para pramuka hanya dikumpulkan dari sekitar kota Madinah saja. Mereka dikoordinir dari sekolah-sekolah Mutawassitoh dan Tsanawiyah (Tsanawiyah dan Aliyah) di seluruh kota Madinah. Rata-rata anak-anak sekolahan ini memiliki kemampuan berbahasa dan tatakrama yang lebih baik daripada para tenaga pamong praja, bahkan daripada para polisi Madinah sendiri.
Anak-anak pramuka ini, biasanya tampak berseri-seri membantu jamaah. Mereka bahkan tidak enggan mengantarkan para jamaah yang tersesat hingga ke pos-pos negara setempat.
Selama bertugas membantu jamaah haji ini, para pramuka mendapatkan insentif dari pemerintah sebanyak 2.500 riyal atau kira-kira Rp 6.250.000 untuk masa tugas musim haji. (min/Laporan langsung Syaifullah Amin dari Arab Saudi)